MOSKOW - Pengerahan tentara
NATO ke Ukraina dapat menyebabkan bentrokan antara
Rusia dan aliansi tersebut, dan akhirnya menjadi
Perang Dunia III. Peringatan keras itu disampaikan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia Sergey Shoigu.
Menurutnya, istilah "pasukan penjaga perdamaian" hanya digunakan sebagai kedok untuk tujuan sebenarnya, yakni membangun kendali atas Ukraina.
Para kepala pertahanan dari sejumlah negara anggota NATO—yang dipimpin oleh Inggris dan Prancis—telah membahas gagasan untuk menempatkan pasukan "penjaga perdamaian" di Ukraina.
Baca Juga: Awas Perang Dunia III, Bos NATO Warning Keras Putin: Jika Rusia Serang Sekutu, Maka... Mereka mengeklaim pasukan tersebut akan berkontribusi pada perdamaian abadi antara Rusia dan Ukraina.
Rusia telah menolak pengerahan pasukan NATO, atau pun pasukan dari anggota blok di bawah "koalisi yang bersedia" ke Ukraina dengan dalih apa pun.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis (24/4/2025) oleh kantor berita
TASS, Shoigu, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan Rusia, menyatakan bahwa kehadiran "pasukan penjaga perdamaian" asing di "wilayah bersejarah Rusia" dapat memicu konfrontasi langsung antara Moskow dan NATO, yang berpotensi meningkat menjadi Perang Dunia III.
Menurutnya, risiko tersebut telah diakui oleh "politisi yang berakal sehat" di Eropa.
Shoigu percaya bahwa istilah "pasukan penjaga perdamaian" digunakan untuk menutupi tujuan sebenarnya untuk mendapatkan kendali atas wilayah Ukraina dan sumber dayanya. Dia berpendapat bahwa akan lebih akurat untuk menggambarkan pasukan seperti itu sebagai "penjajah" atau "pendudukan".
Shoigu juga mencatat bahwa Rusia telah menentang kehadiran pasukan militer NATO di Ukraina bahkan sebelum permusuhan dimulai.
Menurutnya, salah satu alasan utama mengapa Rusia melancarkan operasi militernya pada Februari 2022 adalah karena ancaman infrastruktur militer NATO yang dikerahkan ke Ukraina.
Shoigu mengatakan sebelum pecahnya permusuhan, Inggris sedang membangun pangkalan Angkatan Laut di kota OchakIv, di Wilayah Mykolaiv, Ukraina. Fasilitas itu, katanya, digunakan untuk melatih pasukan khusus Angkatan Laut Ukraina, dan berfungsi sebagai platform untuk melakukan operasi melawan Rusia.
Januari lalu, Kyiv dan London menandatangani perjanjian "Kemitraan 100 Tahun", yang berjanji untuk menjajaki pembangunan infrastruktur pertahanan di Ukraina—termasuk pangkalan militer, pusat logistik, dan persediaan peralatan.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bulan lalu mereka siap memimpin koalisi negara-negara Eropa untuk mendukung Kyiv dengan pasukan darat dan pesawat jika dan ketika Ukraina dan Rusia mencapai gencatan senjata.
Moskow telah memperingatkan terhadap pengerahan pasukan penjaga perdamaian yang tidak sah ke Ukraina, dengan mengatakan mereka akan dianggap sebagai target yang sah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengeklaim bahwa rencana Barat untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina ditujukan untuk memperkuat kehadiran anti-Rusia di sana daripada mengejar penyelesaian yang sejati.
(mas)