floating-China Desak AS Cabut...
China Desak AS Cabut Kebijakan Tarif Sepihak, Bantah Sudah Bicara dengan Trump
China Desak AS Cabut...
China Desak AS Cabut Kebijakan Tarif Sepihak, Bantah Sudah Bicara dengan Trump
Jum'at, 25 April 2025 - 07:55 WIB
JAKARTA - Pemerintah China menyerukan kepada Amerika Serikat (AS) untuk mencabut seluruh kebijakan tarif sepihak yang dikenakan terhadap negaranya. Beijing juga menepis spekulasi telah terjadi pembicaraan dengan Presiden AS Donald Trump guna mencapai kesepakatan dagang meskipun mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan tarif dalam waktu dekat.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China He Yadong dalam keterangan resmi yang disampaikan pada konferensi pers rutin di Beijing, Kamis (24/4), menegaskan pencabutan tarif merupakan langkah mendasar jika Amerika benar-benar ingin menyelesaikan perselisihan dagang kedua negara.

"Amerika Serikat seharusnya mendengarkan suara-suara rasional dari masyarakat internasional dan dari dalam negerinya sendiri, serta mencabut secara menyeluruh semua tarif sepihak yang diberlakukan terhadap China," ujar He, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (24/4/2025).

Baca Juga: Ini Sosok Mantan Presiden AS yang Mengilhami Trump Kobarkan Perang Tarif

Ia juga menolak klaim adanya kemajuan dalam komunikasi bilateral dengan Washington. Menurut dia setiap laporan yang menyebut adanya pembicaraan tidak memiliki dasar dan tidak mencerminkan kenyataan. Ia mendesak AS untuk menunjukkan kesungguhan dan niat baik apabila ingin merintis kembali dialog dagang.

Pernyataan tersebut menjadi tanggapan langsung atas komentar Trump yang disampaikan sehari sebelumnya saat ditanya tentang komunikasi dengan China, Trump menyebut "semuanya masih berjalan" dan menyatakan akan "baik-baik saja" setelah pembicaraan selesai. Namun, hingga kini belum ada informasi resmi terkait dimulainya kembali perundingan dagang antara kedua negara.

Menurut laporan Bloomberg, Presiden Trump telah berulang kali mencoba menghubungi Presiden China Xi Jinping melalui sambungan telepon sejak kembali menjabat. Namun, Xi disebut belum merespons upaya tersebut.

Baca Juga: Trump Tiba-tiba Bersikap Baik ke China, Iming-iming Turunkan Tarif Impor

Beijing diyakini sedang menunggu langkah konkret dari Washington, seperti penunjukan perwakilan khusus untuk berunding serta komitmen untuk menghormati kekhawatiran China, termasuk soal sanksi ekonomi dan isu Taiwan.

Sebagai informasi, tarif impor AS terhadap sejumlah produk asal China saat ini mencapai hingga 145%. Kebijakan tersebut dinilai berdampak langsung terhadap performa ekspor Negeri Tirai Bambu, yang selama ini menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan ekonominya.

Langkah China sejauh ini cenderung berhati-hati dalam merespons dinamika tarif dari AS. Pihak berwenang setempat juga mengingatkan negara-negara lain agar tidak terjebak dalam kesepakatan dengan AS yang dapat merugikan kepentingan nasional China.

Antisipasi Dampak Ekonomi



Perhatian China saat ini tertuju pada kemungkinan stimulus baru guna meredam dampak negatif perang dagang terhadap ekonomi. Sekitar 40% pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I-2025 disumbang oleh ekspor. Para analis memperkirakan, stimulus kebijakan bisa saja diumumkan dalam waktu dekat bertepatan dengan pertemuan Politbiro akhir bulan ini.

Kepala Ekonom China di Macquarie Group, Larry Hu, menilai Pemerintah China belum memiliki urgensi untuk mengucurkan stimulus dalam waktu dekat.

"Lagipula, jauh lebih mudah bagi Trump untuk menarik kembali ancaman tarifnya ketimbang bagi Beijing untuk menarik kembali pengumuman stimulus," ujarnya.

Pada kuartal I-2025 ekonomi China tumbuh sebesar 5,4%, melampaui target tahunan sebesar 5%. Capaian ini memberikan ruang bagi otoritas di Beijing untuk menahan diri dan tidak terburu-buru dalam mengambil langkah kebijakan tambahan.

Baca Juga: Rusia Pastikan Gunakan Senjata Nuklir Jika Diinvasi Barat

Seiring dengan memanasnya isu tarif, Gubernur Bank Sentral China Pan Gongsheng mengingatkan tentang dampak konflik dagang terhadap kepercayaan global terhadap sistem ekonomi dunia. Peringatan tersebut disampaikan dalam kunjungan resminya ke Washington untuk menghadiri pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.

"Semua pihak perlu memperkuat kerja sama global dan mencegah agar perekonomian dunia tidak jatuh ke dalam situasi yang penuh gesekan dan minim kepercayaan," ujar Pan dalam forum Kelompok 20 (G20), sebagaimana disampaikan melalui siaran lembaga penyiaran nasional CCTV.

Pan merupakan bagian dari delegasi tingkat tinggi Tiongkok dalam pertemuan tersebut. Meski Presiden Trump telah melunak terkait tarif, hingga kini belum ada pertemuan bilateral resmi antara kedua negara yang diumumkan secara terbuka.

"Perang dagang tidak memberikan keuntungan bagi siapa pun. China akan tetap terbuka terhadap dunia dan mendukung sistem perdagangan multilateral serta perdagangan bebas," ujar Pan.
(nng)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Tarif Trump Akhirnya...
Tarif Trump Akhirnya Luluh, Berikut Kronologi Perang Dagang AS dan China
Hubungan Trump-Netanyahu...
Hubungan Trump-Netanyahu Retak Makin Dalam, Keduanya Saling Frustrasi
Toyota Siap Akuisisi...
Toyota Siap Akuisisi Neta untuk Memperkuat Pasar China
Imbas Tarif Trump, Surplus...
Imbas Tarif Trump, Surplus Anggaran AS di April Naik Jadi Rp4.282 Triliun
Hamas Bebaskan Sandera...
Hamas Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander, Zionis Tetap Bombardir Gaza