floating-QRIS Diprotes AS, Begini...
QRIS Diprotes AS, Begini Tanggapan Menko Airlangga
QRIS Diprotes AS, Begini...
QRIS Diprotes AS, Begini Tanggapan Menko Airlangga
Jum'at, 25 April 2025 - 16:20 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto buka suara mengenai kritik yang disampaikan Amerika Serikat (AS) terkait sistem pembayaran QRIS dan GPN . Airlangga menyampaikan bahwa dalam hal ini Indonesia terbuka untuk para operator luar negeri termasuk Mastercard dan VISA.

Untuk sektor kartu kredit, Menko Airlangga menyebut tidak ada perubahan, sementara untuk sektor gateway payment, para operator terbuka untuk masuk di dalam front end. Baca Juga: Dukung BI, QRIS Tap Bisa Dipakai lewat Wondr by BNI

“Jadi ini sebetulnya masalahnya hanya penjelasan,” kata Airlangga dalam konferensi pers secara daring pada Jumat (25/4/2025).

Sebagai informasi, Pemerintah AS menilai kebijakan QRIS memberi keunggulan bagi pelaku usaha dalam negeri dan membatasi ruang gerak perusahaan asing, termasuk dari AS. Di mana, AS melihat keberadaan QRIS dan GPN sebagai bentuk hambatan non-tarif yang dianggap merugikan pelaku usaha Amerika.

Baca Juga: Bayar QRIS Cuma Tempel HP Berlaku di 2025, Begini Cara Pakainya

Terkait hal ini, Bank Indonesia (BI) juga telah memberikan respons. BI menegaskan, kerja sama dalam sistem pembayaran antarnegara sangat bergantung pada kesiapan masing-masing pihak.

Lebih lanjut, BI tidak membeda-bedakan negara manapun dalam kerja sama sistem pembayaran. Artinya, BI terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan negara manapun, termasuk AS, apabila kedua pihak sama-sama siap.
(akr)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Pengguna QRIS di Jakarta...
Pengguna QRIS di Jakarta Capai 5,9 Juta
Menko Airlangga Ungkap...
Menko Airlangga Ungkap Perkembangan Terbaru Negosiasi Tarif AS
Airlangga Laporkan Perkembangan...
Airlangga Laporkan Perkembangan Terbaru Nogosiasi Tarif AS ke Prabowo
Menteri Keuangan AS...
Menteri Keuangan AS Bertemu Menko Airlangga Mendorong Proses Negosiasi Tarif
AS Menang Banyak? Ini...
AS Menang Banyak? Ini Tawaran Indonesia dalam Negosiasi Tarif