MOSKOW - Wakil Kepala Operasi Staf Umum Militer
Rusia Letnan
Jenderal Yaroslav Moskalik tewas dalam ledakan bom mobil di pinggiran kota Moskow pada Jumat lalu.
Presiden Amerika Serikat (AS) menyebut pembunuhan ini sebagai masalah besar dan berjanji untuk membantu penyelidikan.
"Ini sangat menyentuh hati, bukan? Ini masalah besar," kata Trump kepada wartawan di Air Force One.
"Saya akan melihatnya. Jika saya mendengar sesuatu, saya akan memberi tahu Anda," katanya lagi, seperti dikutip dari
RT, Minggu (27/4/2025).
Baca Juga: Jenderal Rusia Tewas dalam Ledakan Bom Mobil, Kremlin Tebar Ancaman Pembunuhan jenderal senior itu terjadi saat utusan khusus Trump, Steve Witkoff, tiba di Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyalahkan Ukraina atas pemebunuhan jenderal tersebut.
"Ada alasan untuk percaya bahwa badan intelijen Ukraina terlibat dalam pembunuhan ini," katanya, seraya menambahkan bahwa Jenderal Moskalik terlibat dalam pembicaraan untuk menyelesaikan kriris Ukraina sebelum perang pecah pada tahun 2022.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menyalahkan Ukraina. "Rezim Kyiv sekali lagi menunjukkan esensinya," ujarnya, sambil menuduh Ukraina terus terlibat dalam kegiatan teroris di dalam wilayah Rusia.
Sementara itu, penasihat Putin; Yury Ushakov menggambarkan pertemuan tiga jam dengan Witkoff sebagai pertemuan "konstruktif dan sangat bermanfaat", dengan mengatakan diskusi difokuskan pada dimulainya kembali negosiasi langsung antara Moskow dan Kyiv yang telah dibekukan sejak musim semi 2022.
Mengomentari pembicaraan itu, Trump mengatakan Rusia dan Ukraina sangat dekat dengan kesepakatan, dan kedua belah pihak sekarang harus bertemu, pada tingkat yang sangat tinggi, untuk menyelesaikannya. "Sebagian besar poin utama telah disetujui," katanya.
Perjanjian yang diusulkan oleh Washington dilaporkan mencakup pengakuan AS atas kedaulatan Rusia atas Crimea, serta "membekukan" konflik di sepanjang garis depan saat ini dan mengakui kendali Moskow atas sebagian besar dari empat bekas wilayah Ukraina yang memilih untuk bergabung dengan Rusia.
Kesepakatan itu juga dilaporkan akan mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan memulai pencabutan sanksi terhadap Rusia secara bertahap.
Namun, Zelensky telah mengesampingkan konsesi teritorial apa pun kepada Moskow, menekankan bahwa Kyiv bahkan tidak akan membahas pengakuan Crimea sebagai wilayah Rusia.
(mas)