KYIV - Michael Alexander Gloss, putra Wakil Direktur CIAAmerika SerikatJulianne Gallina, telah tewas saat berperang bersama pasukan
Rusia melawan tentara
Ukraina. Gloss tewas dalam pertempuran tahun lalu, namun baru diungkap kantor berita investigasi
IStories pada hari Jumat lalu, mengutip basis data yang bocor dari pusat perekrutan militer Moskow.
Michael Alexander Gloss (21) tewas pada 4 April 2024, menurut berita kematian yang diunggah oleh rumah duka di Fairfax, Virginia.
Baca Juga: Jenderal Tertinggi Rusia Puji Kepahlawanan Militer Korut setelah Rebut Kembali Kursk dari Ukraina IStories melaporkan bahwa pihak berwenang Rusia memberi tahu keluarganya tentang kematiannya pada bulan Oktober, dan dia dimakamkan di kampung halamannya pada bulan Desember.
Berita kematian tersebut tidak menyebutkan dinas militernya, hanya menyatakan bahwa dia terbunuh secara tragis di Eropa Timur.
Gallina diangkat sebagai wakil direktur CIA untuk inovasi digital pada Februari 2024. Ayah Gloss, Larry Gloss, seorang veteran Angkatan Laut AS, menjadi presiden sebuah perusahaan perangkat lunak yang berfokus pada keamanan pada Mei 2024.
Menurut laporan IStories, Gloss sebelumnya adalah seorang aktivis iklim yang meninggalkan sekolah untuk bepergian, akhirnya bergabung dengan kelompok kontra-budaya Rainbow Family di Turki dan Italia dan mendukung gerakan pro-Palestina.
Dia tiba di Rusia pada Agustus 2023 setelah memperoleh visa di Turki dan mendaftar di pusat perekrutan kontrak militer di Moskow pada bulan berikutnya.
Gloss menjalani pelatihan singkat bersama tentara bayaran Nepal sebelum dikerahkan ke pangkalan penerjun payung di Ryazan.
Dia dilaporkan ditugaskan ke unit penyerangan yang dikirim ke Ukraina timur pada Desember 2023 dan terakhir kali muncul daring pada pertengahan Maret, beberapa minggu sebelum dia tewas dalam operasi ofensif di dekat Soledar di wilayah Donetsk.
Gloss adalah salah satu dari lebih dari 1.500 warga negara asing dari 48 negara yang tercantum dalam basis data rekrutmen yang bocor sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Teman-temannya memberi tahu IStories bahwa dia berharap untuk memperoleh kewarganegaraan Rusia dan menarik investor untuk proyek lingkungan, meskipun beberapa mengatakan dia tidak pernah bermaksud untuk berperang, sementara yang lain percaya dia mungkin telah dipengaruhi oleh teori konspirasi.
“Dia ingin dunia menjadi tempat yang lebih baik dengan lebih banyak keadilan, kedamaian, dan keharmonisan dengan alam,” tulis obituarinya.
(mas)