TEHERAN - Korban tewas akibat ledakan dahsyat yang mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaei di
Iran pada hari Sabtu telah bertambah menjadi 40 orang. Selain itu, sekitar 1.242 orang lainnya terluka.
Pemimpin Tertinggi Iran
Ayatollah Ali Khamenei merespons dengan memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas penyebab ledakan tersebut.
Perintah Khamenei muncul setelah Presiden Masoud Pezeshkian mengunjungi lokasi ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaei dekat Selat Hormuz yang strategis di mana api masih berkobar pada hari Minggu lebih dari 24 jam setelah ledakan.
Baca Juga: Ledakan Dahsyat Guncang Pelabuhan Iran, 14 Orang Tewas, Lebih dari 750 Luka "Pejabat keamanan dan peradilan berkewajiban untuk menyelidiki secara menyeluruh, mengungkap kelalaian atau niat apa pun, dan menindaklanjuti sesuai dengan peraturan," kata Khamenei dalam pesan yang disiarkan oleh televisi pemerintah, sebagaimana dikutip dari
AFP, Senin (28/4/2025).
Dengan asap yang menyesakkan dan polusi udara yang menyebar ke seluruh area, semua sekolah dan kantor di Bandar Abbas, ibu kota provinsi Hormozgan di dekatnya, diperintahkan ditutup untuk memungkinkan pihak berwenang fokus pada upaya darurat.
Kementerian Kesehatan menghimbau warga untuk tidak keluar rumah sampai pemberitahuan lebih lanjut dan menggunakan masker pelindung.
Sesampainya di Bandar Abbas, Presiden Pezeshkian menyampaikan penghargaannya kepada para penanggap pertama, seraya menambahkan: "Kami datang untuk melihat langsung apakah ada sesuatu atau masalah yang dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah."
"Kami akan berusaha merawat keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai, dan kami pasti akan merawat orang-orang terkasih yang terluka," katanya.
Sebuah foto yang dirilis oleh kantor Pezeshkian kemudian menunjukkan dia di samping tempat tidur seorang pria yang terluka dalam ledakan itu.
Kedutaan Rusia mengatakan Moskow mengirim beberapa pesawat khusus untuk membantu memadamkan api.
The New York Times mengutip seseorang yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran—yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas masalah keamanan—yang mengatakan bahwa yang meledak adalah natrium perklorat, bahan utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Reza Talaei-Nik kemudian mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa "tidak ada kargo impor atau ekspor untuk bahan bakar militer atau penggunaan militer di daerah tersebut".
Kantor bea cukai pelabuhan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh televisi pemerintah bahwa ledakan itu mungkin disebabkan oleh kebakaran yang terjadi di depot penyimpanan bahan kimia dan berbahaya.
Seorang pejabat darurat regional mengatakan beberapa kontainer telah meledak.
"Untuk saat ini, 40 orang telah kehilangan nyawa akibat cedera yang disebabkan oleh ledakan itu," kata pejabat provinsi Hormozgan Mohammad Ashouri kepada televisi pemerintah.
Kantor berita
ISNA, mengutip pengadilan provinsi, menyebutkan jumlah korban luka sebanyak 1.242.
Kepala Bulan Sabit Merah Pirhossein Koolivand mengatakan beberapa korban luka diterbangkan untuk dirawat di Ibu Kota Iran, Teheran.
Foto udara yang dirilis oleh kepresidenan Iran menunjukkan asap hitam mengepul dari zona bencana pada hari Minggu dan melayang ke arah laut.
"Api sudah terkendali tetapi masih belum padam," kata seorang koresponden televisi pemerintah Iran dalam laporan langsung.
Di tempat kejadian pada hari Minggu, Menteri Dalam Negeri Eskandar Momeni mengatakan situasi telah stabil di area utama fasilitas tersebut, pelabuhan komersial terbesar Iran, dan para pekerja telah melanjutkan pemuatan kontainer dan bea cukai.
Pejabat lain di lokasi, Menteri Jalan Raya dan Pembangunan Perkotaan Farzaneh Sadegh, mengatakan hanya satu zona pelabuhan yang terkena dampak.
Sebuah gambar dari kantor berita
Tasnim pada hari Minggu menunjukkan sebuah helikopter menjatuhkan air di zona bencana.
Gambar lainnya menunjukkan petugas pemadam kebakaran bekerja di antara kontainer kargo yang roboh dan menghitam, dan membawa jenazah korban.
Pihak berwenang telah menutup jalan menuju lokasi, dan rekaman dari area tersebut telah dibatasi untuk media Iran.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada
AFP pada hari Minggu bahwa tiga warga negara China yang terluka berada dalam kondisi stabil.
Uni Emirat Arab menyatakan solidaritas dengan Iran atas ledakan tersebut dan Arab Saudi menyampaikan belasungkawa, seperti yang dilakukan Mesir, Pakistan, India, Turki, PBB, dan juga Rusia.
Gerakan Hizbullah yang didukung Teheran di Lebanon juga menyampaikan belasungkawa, dengan mengatakan: "Iran, dengan iman dan tekadnya yang kuat, dapat mengatasi kecelakaan tragis ini."
Dalam reaksi pertama dari negara besar Eropa, kedutaan besar Jerman di Teheran mengatakan di Instagram: "Bandar Abbas, kami berduka bersama Anda."
Pihak berwenang Iran mengumumkan hari berkabung nasional pada hari Senin, dan tiga hari berkabung di provinsi Hormozgan mulai hari Minggu.
Ledakan itu terjadi saat delegasi Iran dan AS bertemu di Oman untuk perundingan tingkat tinggi tentang program nuklir Teheran, dengan kedua belah pihak melaporkan kemajuan.
Meskipun otoritas Iran sejauh ini tampaknya memperlakukan ledakan itu sebagai kecelakaan, ledakan itu juga terjadi dengan latar belakang perang bayangan selama bertahun-tahun dengan musuh regional; Israel.
Menurut
Washington Post, Israel melancarkan serangan siber yang menargetkan Pelabuhan Shahid Rajaei pada tahun 2020.
(mas)