floating-3 Fakta Pembunuhan Muslim...
3 Fakta Pembunuhan Muslim di Prancis yang Gegerkan Dunia, Pemicunya Islamofobia?
3 Fakta Pembunuhan Muslim...
3 Fakta Pembunuhan Muslim di Prancis yang Gegerkan Dunia, Pemicunya Islamofobia?
Selasa, 29 April 2025 - 17:17 WIB
PARIS - Pembunuhan seorang Muslim di Prancis baru-baru ini telah mengguncang masyarakat dunia dan memicu kecaman luas. Serangan ini terjadi di satu masjid di La Grand-Combe, wilayah Gard, Prancis selatan.

Diberitakan sebelumnya, seorang jemaah di satu masjid Prancis ditikam puluhan kali oleh pelaku Islamofobia.

Parahnya lagi, pelaku setelah menikam korban lalu memfilmkan kondisinya sambil meneriakkan hinaan anti-Islam.

Kekejaman Islamofobia ini tidak hanya menewaskan korban, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi komunitas Muslim di Prancis yang semakin khawatir akan meningkatnya Islamofobia.

Lebih jauh, berikut sejumlah fakta mengenai pembunuhan Muslim di Prancis yang baru-baru menggemparkan dunia internasional.

Fakta Pembunuhan Muslim di Prancis

1. Korban Ditikam Puluhan Kali



Aboubakar Cisse adalah korban dalam tragedi ini. Menurut beberapa sumber Barat, ia ditikam sebanyak 50 kali di dalam masjid oleh pelaku yang termotivasi kebencian terhadap Islam.

Menurut identifikasi yang dilakukan Masjid Agung Paris, Aboubakar disebutkan sebagai pemuda berusia 20-an tahun. Sebelumnya, ia sedang membersihkan masjid sesaat sebelum diserang pelaku.

Kemudian, jasadnya sendiri ditemukan pada pagi harinya saat jamaah lainnya tiba di masjid.

2. Pelaku Ditahan di Italia



Sempat buron, pelaku pembunuhan Aboubakar Cisse mulai terungkap. Awal pekan ini, seorang pria telah ditangkap di Italia atas dugaan menikam pria Muslim di dalam sebuah masjid di Prancis selatan.

Melansir Reuters, tersangka disebut menyerahkan diri di Pistoia, kota dekat Florence. Setelah ini, Prancis akan segera memulai prosedur ekstradisi untuk membawanya pulang dengan cepat.

Jaksa regional Abdelkrim Grini turut mengangkap motivasi di balik serangan tersebut. Menurutnya, pelaku menjadikan sikap anti-Muslim di balik tindakan kejinya.

3. Reaksi Berbagai Pihak



Prancis adalah salah satu negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa. Jumlahnya diperkirakan ada lebih dari 6 juta jiwa dan mencakup sekitar 10% dari populasi negara tersebut.

Menyusul aksi pembunuhan seorang Muslim baru-baru ini, pemerintah Prancis mengutuk kejadian tersebut.

Presiden Emmanuel Macron mengecam aksi ini sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai kebebasan beragama, sedangkan Perdana Menteri Francois Bayrou menyebutnya sebagai “kekejaman Islamofobia.”

Sementara itu, Dewan Umat Muslim Prancis (CFCM) bahkan melabeli pembunuhan ini sebagai “serangan teroris anti-Muslim”. Pihaknya juga menyerukan kewaspadaan di kalangan umat Islam atas tragedi tersebut.

Selain dari Prancis sendiri, reaksi menohok juga datang dari pihak lain. Misalnya seperti lembaga Islam terkemuka Al-Azhar di Mesir.

Melansir Anadolu, Al-Azhar mengutuk penusukan dan pembunuhan seorang jamaah Muslim di masjid Prancis selatan dan memperingatkan tentang meningkatnya aksi “terorisme kulit putih” di Eropa.

Pernyataan tersebut juga dilakukan guna mendesak strategi keamanan global untuk melawan tren teroris ini dan melindungi kehidupan Muslim.

Al-Azhar memperingatkan terhadap meningkatnya aktivitas yang menggunakan slogan-slogan seperti nasionalisme kulit putih untuk membenarkan kejahatan keji terhadap umat Muslim.

Itulah beberapa fakta mengenai pembunuhan seorang Muslim di Prancis baru-baru ini telah mengguncang dunia.

Baca juga: Kim Jong-un Janji Bangun Monumen bagi Tentaranya yang Gugur di Perang Rusia
(sya)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Macron Dituding Bawa...
Macron Dituding Bawa Kokain saat ke Ukraina, Ini Kata Pemerintah Prancis
Prancis Bersiap Terjunkan...
Prancis Bersiap Terjunkan Pasukan Robot Khusus untuk Perang
Korban Pembunuhan Dihidupkan...
Korban Pembunuhan Dihidupkan Kembali dengan AI di Sidang Pengadilan
5 Fakta India Rudal...
5 Fakta India Rudal Masjid di Pakistan, Picu Kemarahan Dunia
7 Fakta Penn Badgley,...
7 Fakta Penn Badgley, Salah Satunya Suka Membaca Al Qur'an Meski Bukan Muslim