JAKARTA - Ketua Umum Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (
SNPMB ) 2025 Eduart Wolok, mengungkapkan bahwa bentuk kecurangan pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer–Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (
UTBK -SNBT) 2025 yang paling menonjol adalah penggunaan jasa joki. Setidaknya 10 kasus perjokian berhasil diungkap oleh panitia selama pelaksanaan ujian.
Menurut Eduart, praktik joki yang ditemukan tidak hanya sederhana, namun melibatkan modus yang semakin canggih dan terorganisir. Dua metode utama yang digunakan adalah pemalsuan identitas peserta untuk menggantikan posisi ujian secara langsung, dan penggunaan alat bantu komunikasi tersembunyi untuk membocorkan jawaban selama ujian berlangsung.
Yang mengejutkan, jaringan joki ini tidak hanya bersifat lokal, melainkan lintas provinsi. Setelah ditelusuri lebih dalam, diketahui bahwa komunikasi dan koordinasi dilakukan antara pelaku dari beberapa kota berbeda.
"Keterlibatan, ini yang menarik. Jaringan perjokian lintas provinsi. Jadi bisa saja kasus didapatkan, setelah dilacak komunikasi yang terbangun, itu dari kota ini, kota ini, dan kota itu,” kata Eduart, Selasa (29/4/2025).
Baca Juga: Joki hingga Kamera di Ciput Jilbab Jadi Modus Operandi Kecurangan UTBK 2025 Salah satu temuan besar terjadi di Pusat UTBK Universitas Sumatera Utara (USU). Di mana panitia berhasil menangkap tujuh orang pelaku yang diketahui menjadi joki untuk sekitar 30 peserta.
Modus yang digunakan tergolong canggih, yakni peserta mengenakan kacamata berkamera untuk mengirimkan soal kepada joki yang berada di hotel. “Yang mengerjakannya ada di hotel, ini untuk apa? Peserta menggunakan kacamata dengan kamera," jelasnya.
Kecurangan serupa juga ditemukan di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Di lokasi ini, teridentifikasi empat peserta menggunakan jasa joki. Salah satu nama yang mencuat adalah Lukas Valentino Nainggolan, yang diketahui menjadi joki bagi beberapa peserta.
Dua peserta lain menggunakan jasa Khamila Djibran, sementara satu lagi dijoki oleh Healthy Febriana Jessica. Sedangkan, di Universitas Diponegoro (UNDIP), modus yang digunakan semakin rumit.
Baca Juga: Panitia SNPMB: Mayoritas Pelaku Kecurangan UTBK 2025 Peserta dari Fakultas Kedokteran Seorang peserta menyembunyikan kamera kecil dan ponsel di balik ciput jilbab, serta menyematkan pemancar (transmitter) di bagian kuncir rambut. Alat bantu dengar berukuran mini dipasang di telinga sebagai penerima sinyal jawaban dari joki.
"Ini gunanya untuk kontrol alat bantu dengar bagi peserta ukurannya sangat kecil dipasang di telinga," ungkapnya.
Yang paling mencengangkan terjadi di Universitas Jember, di mana panitia mencurigai adanya keterlibatan orang dalam kampus. Ditemukan perangkat khusus yang dipasang secara tersembunyi di dalam kardus printer di atas lemari ruang ujian.
Perangkat ini diduga berfungsi sebagai proxy untuk menyambungkan komputer peserta ke jaringan eksternal. "Jadi ketika digeledah itu disembunyikan di kardus printer di atas lemari itu. Kalau seperti ini memang terstruktur terencana ini," pungkasnya.
Baca Juga: Soal UTBK Disimpan Offline, Panitia SNPMB Pastikan Kebocoran Tidak Terjadi (dra)