TEL AVIV - Israel menolak usulan gencatan senjata lima tahun dengan Hamas, dengan mengklaim gencatan senjata jangka panjang akan memungkinkan kelompok Palestina itu mempersenjatai kembali.
Penolakan itu diungkap dalam beberapa laporan media yang mengutip pejabat Israel.
Mesir dan Qatar telah mencoba memediasi gencatan senjata di Gaza. Israel melanggar gencatan senjata dua bulan sebelumnya pada bulan Maret dengan meluncurkan serangkaian serangan baru di daerah kantong itu.
Usulan kesepakatan baru itu dilaporkan mencakup pembebasan semua sandera Israel yang tersisa yang ditahan di Gaza dengan imbalan penghentian permusuhan jangka panjang.
Hamas dikatakan telah menolak meletakkan senjata selama pendudukan Israel berlanjut.
"Tidak ada peluang bagi kami untuk menyetujui hudna dengan Hamas yang hanya memungkinkannya mempersenjatai kembali, memulihkan diri, dan melanjutkan perangnya melawan Israel," ujar pejabat itu, seperti dikutip oleh The Times of Israel.
"Hudna" adalah istilah Arab yang menunjukkan periode panjang antara gencatan senjata dan perjanjian damai, demikian menurut kantor berita tersebut.
Israel telah menyatakan tujuan utamanya adalah pelucutan senjata total dan pemusnahan Hamas.
Piagam pendirian Hamas menyerukan penghancuran Israel, tetapi gerakan tersebut telah mengisyaratkan mereka mungkin menyetujui gencatan senjata jangka panjang sebagai imbalan atas diakhirinya pendudukan, demikian menurut Reuters.
Awal bulan ini, kelompok Palestina tersebut juga mengatakan mereka menginginkan kesepakatan damai yang komprehensif dan tidak akan menerima perjanjian "sebagian".
Menanggapi laporan penolakan Israel untuk menerima gencatan senjata jangka panjang, kelompok yang mewakili keluarga para sandera menyatakan "sekali lagi 'sumber politik senior' membuktikan pemerintah Israel tidak memiliki rencana" membebaskan mereka yang masih ditawan di Gaza.
Otoritas Israel telah melaporkan dari 59 sandera yang terdaftar sebagai yang masih berada di daerah kantong tersebut, hanya 24 yang diperkirakan selamat.
Puluhan orang lainnya sebelumnya dibebaskan melalui perjanjian gencatan senjata atau kesepakatan terpisah.
Pasukan Israel telah menguasai lebih dari separuh wilayah Gaza dalam serangan baru menyusul gagalnya gencatan senjata dan terhentinya negosiasi penyanderaan pada bulan Maret.
IDF telah melanjutkan serangan udara di daerah kantong itu untuk meningkatkan tekanan pada Hamas agar membebaskan tawanan yang tersisa.
Israel telah membunuh lebih dari 52.300 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Situasi kemanusiaan telah memburuk tajam sejak Maret karena blokade yang diberlakukan Israel, yang menyebabkan kekurangan makanan, pasokan medis, dan sumber daya penting lainnya.
Baca juga: Amnesty Tegaskan Israel Lakukan Genosida yang Disiarkan Langsung di Gaza (sya)