JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PB IKA PMII) menggelar acara tasyakuran Hari Lahir (Harlah) ke-65 dan halalbihalal nasional. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Kamis malam (1/5/2025).
Ketua Umum (Ketum) PB IKA PMII, Fathan Subchi menegaskan bahwa
ketahanan pangan harus menjadi prioritas utama dan panggilan kebangsaan bagi seluruh alumni PMII. Hal itu mengingat urgensi ketahanan pangan dalam menjaga kedaulatan dan keberlanjutan bangsa.
Baca juga: Kemenkum Sahkan PB IKA PMII Periode 2025-2030, Fathan Subchi Ajak Alumni Bersatu “Kontribusi kita dalam berbangsa dan bernegara saat ini harus menyasar isu-isu besar seperti ketimpangan fiskal, ketahanan energi, dan terutama ketahanan pangan. Terlebih, Presiden Prabowo sangat konsen terhadap isu ketahanan pangan. Ini menjadi panggilan bagi kita semua,” kata Fathan Subchi.
Dia menyebut pembangunan daerah, pengurangan ketimpangan, serta penguatan sumber daya lokal harus menjadi bagian dari strategi nasional menuju kemandirian pangan. Alumni PMII harus mengambil peran aktif dalam proses tersebut, tidak sekadar sebagai pengamat atau pendukung.
“Karena itu, tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kita harus mencapai ketahanan pangan. Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Ini bukan sekadar visi politik, tapi amanat sejarah dan moral,” ujarnya.
Selain itu, Fathan juga mengungkapkan jauh sebelum isu ketahanan pangan menjadi perhatian global, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah menaruh perhatian besar terhadapnya.
Baca juga: 3 Jenderal Legendaris Sezaman Try Sutrisno, Berkarier di Kopassus hingga Penerima Adhi Makaya “Saya masih ingat, di era Gus Dur pernah ada diskusi terbatas dengan sejumlah pengusaha. Saat itu, beliau sudah menegaskan bahwa ketahanan pangan akan menjadi isu dunia karena ketimpangan, pengurangan lahan, dan tekanan global lainnya. Hari ini, prediksi itu terbukti,” jelasnya.
Karena itu, lanjut Fathan, IKA PMII perlu menjadikan ketahanan pangan sebagai salah satu Nawa Cita atau agenda utama dalam pengabdian sosial-politik alumni. Ia menekankan, gerakan alumni harus terorganisir, terhubung, dan berorientasi solusi.
Dalam acara bertema ‘Konsolidasi Nasional Alumni PMII Menuju Indonesia Emas 2045’, Fathan juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menyukseskan agenda-agenda strategis nasional.
“Program strategis seperti ketahanan pangan tidak bisa dijalankan oleh pemerintah saja. Harus ada keterlibatan civil society, kelompok strategis, dan tentu saja para alumni PMII yang tersebar di berbagai sektor,” katanya.
Sejumlah tokoh nasional turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin, Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro, Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf, mantan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, dan Ketua Komisi VI DPR Anggia Erma Rini.
Selanjutnya Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal, Sekjen DPP PKB Hasanudin Wahid, Sekjen PB IKA-PMII Muhammad Nur Purnamasidi (anggota Komisi X DPR RI), Prof Asrorun Ni’am Sholeh ( Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga), dan Rais Syuriyah PBNU KH Muhammad Cholil Nafi'.
(shf)