WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump mengunggah gambar dirinya berpakaian seperti
Paus di platform Truth Social pada Jumat. Gambar yang dibuat oleh
artificial intelligence (AI) itu memicu kemarahan komunitas Katolik.
Dalam gambar rekayasa tersebut, Presiden Trump terlihat dengan jari telunjuk kanannya menunjuk ke langit, mengenakan tanda kebesaran kepausan, termasuk jubah putih, liontin salib emas, dan topi miter.
Gambar itu diunggah setelah sebelumnya Trump bercanda kepada wartawan bahwa dia ingin menjadi paus berikutnya, beberapa hari sebelum para kardinal akan memulai konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus yang meninggal pada 21 April.
Baca Juga: Trump Ingin Jadi Paus Berikutnya, Gantikan Fransiskus Pimpin Gereja Katolik Ketika ditanya siapa yang dia inginkan untuk menggantikan Paus Fransiskus, Trump berkata: "Saya ingin menjadi Paus, itu akan menjadi pilihan nomor satu saya."
Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia tidak memiliki preferensi tetapi mengatakan ada seorang kardinal di New York yang dia sebut "sangat baik".
Dia tampaknya merujuk pada Uskup Agung New York Timothy Dolan, seorang konservatif teologis dan sangat menentang aborsi.
Konferensi Katolik Negara Bagian New York, yang mengatakan bahwa mereka mewakili para uskup negara bagian dalam bekerja sama dengan pemerintah, menyuarakan kemarahan atas gambar Trump tersebut.
"Tidak ada yang pintar atau lucu tentang gambar ini, Tuan Presiden," tulis mereka dalam sebuah posting di X.
"Kami baru saja memakamkan Paus Fransiskus terkasih kami dan para kardinal akan memasuki konklaf khidmat untuk memilih penerus baru Santo Petrus. Jangan mengejek kami," imbuh mereka, seperti dikutip
AFP, Minggu (4/5/2025).
Trump menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus minggu lalu, perjalanan luar negeri pertamanya sejak kembali berkuasa.
Sekitar 20 persen orang Amerika menyatakan diri mereka Katolik, dan jajak pendapat pada bulan November menunjukkan bahwa mereka memberikan suara sekitar 60 persen mendukung Trump.
Paus Fransiskus bisa dibilang merupakan salah satu suara moral paling kuat di panggung dunia yang mengkritik Trump.
Ketika Trump pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2016, dia tidak ragu-ragu dalam janjinya untuk membangun tembok perbatasan untuk menutup Meksiko.
Paus Fransiskus saat itu mengatakan kepada wartawan, "Siapa pun, siapa pun dia, yang hanya ingin membangun tembok dan bukan jembatan bukanlah seorang Kristen."
Para kardinal akan berkumpul pada 7 Mei dalam sebuah konklaf di Kapel Sistina Vatikan untuk memilih Paus baru.
(mas)