JAKARTA - Taipan pertambangan, Gina Rinehart merupakan pendukung dari segelintir perusahaan yang sedang mencoba mematahkan monopoli China pada
logam tanah jarang . Di luar China, Ia adalah investor paling berpengaruh pada sektor rare earth yang menyandang gelar
wanita terkaya di Australia .
Logam langka tanah jarang mungkin hanya sebagian kecil dari kekayaan
miliarder Gina Rinehart dari sektor tambang yang diprediksi mencapai USD30 miliar. Melalui induk usaha Hancock Prospecting, Ia telah mengakuisisi perusahaan pengelola tanah jarang non-China.
Tanah jarang adalah sekelompok 17 elemen - yang dilabeli langka karena sulit untuk diekstraksi dan dimurnikan. Mineral ini menjadi primadona, lantaran peran pentingnya dalam pembuatan beragam peralatan elektronik canggih, mulai dari rudal hingga robot dan pemindai CT.
Baca Juga: Baca Misi Australia Meruntuhkan Dominasi China dalam Logam Tanah Jarang Rinehart menguasai tumpukan anah jarang senilai USD800 juta setara Rp13,1 triliun (dengan kurs Rp16.405 per USD), termasuk 8,5% saham senilai USD317 juta di MP Materials (NYSE:MP), yang mengoperasikan satu-satunya tambang tanah jarang yang berfungsi di Amerika Serikat. Letaknya di Mountain Pass pada perbatasan California-Nevada.
MP Materials juga hampir selesai membangun sebuah pabrik di Fort Worth yang akan membuat magnet tanah jarang bertenaga tinggi untuk General Motors. Rinehart juga memiliki 8,2% atau USD430 juta dari Lynas Rare Earths (ASX:LYC), yang menambang deposit Mount Weld di Australia.
Lynas baru-baru ini ikut membuka pabrik pengolahan di Malaysia dan, ditambah dengan dukungan Departemen Pertahanan AS, perusahaan jug membangun pabrik di dekat Corpus Christi, Texas.
Selanjutnya Rinehart juga mengantongi kepemilikan yang lebih kecil termasuk 10% dari Arafura (ASX:ARU), yang mendapat dukungan dari pemerintah untuk proyek penambangan Nolans di dekat Alice Springs, Australia. Ditambah 6% dari Brazilian Rare Earths (ASX:BRE), perusahaan Australia lainnya dengan penemuan mengesankan di timur laut Brasil.
Rinehart, (71 tahun) telah mendorong rasionalisasi industri, untuk bersaing lebih baik dengan China. Tahun lalu dia mendukung pembicaraan merger yang gagal antara Lynas dan MP.
Kedua perusahaan dalam beberapa pekan terakhir telah mengumumkan bahwa dalam menghadapi tarif Trump yang tidak pasti, mereka akan menghentikan pengiriman konsentrat tanah jarang untuk diproses di China dan sebagai gantinya akan menimbunnya.
"Menjual bahan-bahan penting ini di bawah tarif 125% tidak rasional secara komersial atau selaras dengan kepentingan nasional," tulis juru bicara anggota parlemen, Matt Sloustcher pada pekan lalu.
Baca Juga: Miliarder Wanita Terkaya Australia Berburu Saham Produsen Lithium Sementara itu Presiden AS Donald Trump pada bulan Januari menandatangani Undang-Undang Darurat Energi, yang bertujuan mempercepat kapasitas pemrosesan tanah jarang di Amerika Serikat untuk meruntuhkan monopoli China. Pekan lalu Menteri Dalam Negeri, Doug Burgum mengumumkan program Fast-41, yang mendukung 12 proyek penambangan untuk tembaga, lithium, antimon, dan mineral kritis lainnya.
(akr)