floating-Waspada World ID: Paspor...
Waspada World ID: Paspor Digital Sam Altman Iming-iming Uang, Pakar Ingatkan Risiko Data Biometrik
Waspada World ID: Paspor...
Waspada World ID: Paspor Digital Sam Altman Iming-iming Uang, Pakar Ingatkan Risiko Data Biometrik
Selasa, 06 Mei 2025 - 09:05 WIB
JAKARTA - World ID, inovasi "paspor digital" yang digagas oleh tokoh di balik OpenAI, Sam Altman, tengah menarik perhatian masyarakat Indonesia. Aplikasi ini menjanjikan akses ke berbagai layanan daring terdesentralisasi, seperti aplikasi kripto dan situs web, dengan cara memverifikasi bahwa penggunanya adalah manusia asli, bukan bot atau kecerdasan buatan (AI).

Cara kerjanya cukup unik. Pengguna perlu memindai iris mata mereka menggunakan perangkat khusus bernama Orb. Proses pemindaian ini hanya berlangsung beberapa menit dan menghasilkan kode enkripsi khusus.

Menariknya, Worldcoin mengklaim tidak menyimpan data pribadi seperti nama atau alamat email. Setelah proses verifikasi selesai, pengguna akan mendapatkan World ID dan, dalam beberapa kasus, imbalan berupa token kripto Worldcoin (WLD) yang bisa ditukar menjadi uang.

Di Indonesia, daya tarik utama aplikasi World, terutama di daerah seperti Bekasi dan Tangerang, adalah iming-iming uang tunai. Beberapa warga melaporkan menerima uang antara Rp300 ribu hingga Rp800 ribu setelah iris mata mereka dipindai dan terverifikasi.

Meskipun demikian, pihak Worldcoin menegaskan bahwa tujuan utama aplikasi ini bukanlah sekadar pembagian token, melainkan inklusi keuangan, memberikan akses ke ekonomi digital bagi mereka yang belum terjangkau sistem keuangan tradisional, serta memberikan kontrol lebih besar atas data pribadi melalui teknologi blockchain.

Namun, popularitas World App juga diikuti dengan kekhawatiran, terutama terkait keamanan data biometrik.

Penggunaan pemindaian iris mata menimbulkan pertanyaan tentang potensi penyalahgunaan data, meskipun Worldcoin berulang kali menyatakan bahwa data biometrik hanya digunakan untuk proses verifikasi dan tidak disimpan secara permanen.

Kode enkripsi hasil pemindaian memang disimpan dalam database untuk mencegah pendaftaran ganda, namun keraguan tetap menghantui sebagian masyarakat. "Takut datanya disalahgunakan," ungkap salah satu pengguna di media sosial.

Menanggapi kekhawatiran ini, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, memberikan peringatan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memberikan data biometrik kepada pihak ketiga.

“World.id yang diinisiasi Sam Altman tujuannya baik untuk membedakan manusia dengan bot. Ini bisa sangat banyak membantu misalnya saat war tiket, bot tidak bisa ikut. Apalagi ketika menjadi syarat di media sosial, maka tidak ada lagi bot," ujarnya dalam pernyataan resmi.

Meski potensi manfaat World ID dalam membedakan manusia dan bot menarik, Alfons Tanujaya tetap menekankan risiko yang mungkin timbul jika data biometrik ini dikelola oleh pihak yang tidak bertanggung jawab atau jika terjadi kebocoran data.

Sejauh pengamatannya, Alfons menilai proses pemindaian iris mata yang dilakukan Worldcoin cukup transparan dan pengamanan datanya sejauh ini mengikuti standar keamanan yang berlaku. Namun, risiko organisasi pengelola data memiliki niat buruk tetap ada.

Sayangnya, tujuan baik tidak diikuti dengan itikad baik. Layanan Worldcoin di Indonesia terganjal masalah regulasi.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menemukan bahwa Worldcoin belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tidak memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Akibatnya, Komdigi telah memblokir layanan Worldcoin di Indonesia menyusul laporan aktivitas yang mencurigakan. Operasional Worldcoin di Bekasi dijalankan oleh PT Terang Bulan Abadi (TBA) dan PT Sandina Abadi Nusantara (SAN), namun izin PSE terdaftar atas nama PT SAN, bukan PT TBA, yang semakin memperjelas ketidaksesuaian status legal aplikasi ini di Indonesia.

Baca Juga: Kontroversi Pembekuan Worldcoin dan WorldID di Indonesia, Tawarkan Rp800 Ribu Ditukar dengan Data Biometrik Pribadi

Beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, juga telah mengeluarkan peringatan terkait World App karena masalah privasi dan regulasi data.

Di Indonesia sendiri, antrean panjang masyarakat yang didominasi oleh pengemudi ojek online dan warga yang tertarik dengan iming-iming uang tunai memunculkan dugaan bahwa aplikasi ini mungkin secara khusus menargetkan negara berkembang untuk mengumpulkan data biometrik dalamskalabesar
(dan)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Komdigi Interogasi Habis-habisan...
Komdigi Interogasi Habis-habisan Petinggi Worldcoin! Ada Apa di Balik Pengumpulan 500 Ribu Retina?
Geger! Worldcoin Sudah...
Geger! Worldcoin Sudah Rekam Retina 500 Ribu Warga RI, Rentan Disalahgunakan?
Kontroversi Worldcoin:...
Kontroversi Worldcoin: Antara Janji Utopis dan Ancaman Privasi di Era Digital
Kontroversi Pembekuan...
Kontroversi Pembekuan Worldcoin dan WorldID di Indonesia, Tawarkan Rp800 Ribu Ditukar dengan Data Biometrik Pribadi
XL Axiata Luncurkan...
XL Axiata Luncurkan Registrasi SIM Gunakan Wajah & eSIM: Penipuan Online Tamat Riwayat?