POTSDAM - Semangat pelestarian budaya Indonesia kembali digaungkan di Eropa melalui sebuah pameran eksklusif
batik dan tekstil tradisional yang diselenggarakan di Potsdam, Jerman.
Pameran ini diprakarsai oleh Ketua Departemen Budaya dan Pariwisata Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PERINMA) Tri Ambarindri Asti Hafner yang juga merupakan diaspora Indonesia aktif di Jerman.
Uniknya, pameran ini digelar secara intim di kediaman pribadi sang inisiator dan dihadiri sekitar 60 undangan yang terdiri dari warga Indonesia maupun Jerman.
Pameran tersebut menampilkan ratusan koleksi batik asli dari berbagai daerah di Jawa Tengah, mulai dari Banyumas, Tegal, Cirebon, Pati, Lasem, Yogyakarta, Klaten, hingga Solo.
Baca Juga: Pemberdayaan BRI Sukses Mengantar Batik Tulis Lamongan ke Pasar Global Foto/istimewa
Seluruh batik yang dipamerkan merupakan hasil karya UKM lokal Indonesia, yang secara khusus dibeli dan dibawa langsung oleh Ambar untuk dipamerkan kepada publik Eropa.
Inisiatif ini mencerminkan komitmennya terhadap pemberdayaan pelaku usaha mikro dan promosi warisan budaya Indonesia di pasar global. Terutama Jerman.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang visual, tetapi juga edukatif. Ambar memberikan penjelasan mendalam mengenai sejarah, filosofi, hingga makna di balik motif-motif batik dari tiap daerah, serta mendemonstrasikan cara memakai batik agar tetap modis dan fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Respons para tamu sangat positif. Mereka antusias belajar langsung tentang batik, dan merasa terkesan dengan kekayaan budaya Indonesia yang diperkenalkan secara personal dan hangat.
Baca Juga: 3 Gaya Giring Ganesha Dipanggil Prabowo, Tampil Resmi dengan Batik Tak hanya batik, nuansa Indonesia juga dihadirkan lewat hidangan jajan pasar khas Nusantara. Seperti klepon, pisang goreng, wajik, dan wingko babat, yang memperkaya pengalaman budaya dalam pameran tersebut.
Pameran ini juga dihadiri oleh Sekjen PERINMA Andi Tinellung, yang datang bersama keluarganya untuk memberikan dukungan penuh.
Bagi Ambar, keberhasilan acara ini menjadi pengingat bahwa pelestarian budaya tidak selalu membutuhkan skala besar. Jaringan diaspora yang solid, dan dukungan keluarga, budaya Indonesia dapat dikenalkan dengan penuh makna kepada dunia.
Pameran ini menandai acara budaya kedua yang dilakukan Ambar setelah sebelumnya sukses menggelar pengenalan batik di Universitas Humboldt Potsdam.
Baca Juga: Bangga Berbatik, Sektor Manufaktur Hadirkan Layanan Pembuatan Batik Printing Hulu ke Hilir (dra)