WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menjadi sorotan. Baru-baru ini, ia dikecam banyak orang setelah mengunggah gambaran dirinya menjadi Paus, pemimpin umat Katolik.
Foto hasil kecerdasan buatan (AI) yang menampilkan Donald Trump berpakaian sebagai Paus telah memicu kegemparan global.
Diunggah menjelang konklaf Vatikan untuk memilih pengganti Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025, gambar itu memicu beragam reaksi, dari kritik keras hingga spekulasi liar di media sosial.
Pada gambar rekaan AI tersebut, Trump terlihat dengan jari telunjuk kanannya menunjuk ke langit, mengenakan tanda kebesaran kepausan, termasuk jubah putih, liontin salib emas, dan topi mitre.
Fakta Viralnya Foto AI Donald Trump sebagai Paus
1. Foto AI Trump sebagai Paus Viral di Tengah Masa Berkabung
Donald Trump mengunggah foto AI dirinya sebagai Paus di platform Truth Social yang kemudian menyebar luas di jagat maya.
Dalam gambar itu, ia mengenakan jubah putih kepausan, mitra (topi Paus), serta salib emas.
Terlepas dari apa pun alasannya, unggahan tersebut disorot lantaran muncul di tengah masa berkabung setelah wafatnya Paus Fransiskus.
Selain itu, momen tersebut juga mendekati pelaksanaan konklaf untuk memilih Paus baru.
Timing ini dianggap sensitif oleh banyak umat Katolik, sehingga memicu kecaman luas. Beberapa pihak bahkan menyebutnya sebagai penghinaan terhadap iman.
2. Trump Sempat Bercanda Ingin Jadi Paus
Sebelum unggahan foto itu, Trump memang bercanda kepada wartawan saat menyebut ingin menjadi Paus berikut. Candaan itu dilontarkan ketika ditanya siapa yang diharapkan menggantikan Paus Fransiskus.
“Saya ingin menjadi Paus, itu pilihan nomor satu saya,” ucap Trump.
Selain itu, Trump melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia tidak memiliki preferensi, tetapi mengatakan ada seorang kardinal di New York yang dia sebut "sangat baik".
Dari situ, ia tampaknya merujuk pada Uskup Agung New York Timothy Dolan, seorang konservatif teologis dan sangat menentang aborsi.
3. Mendapat Reaksi Keras dari Umat Katolik dan Dunia Internasional
Foto AI Trump sebagai Paus memicu kemarahan global, terutama di kalangan umat Katolik. Salah satunya datang dari Konferensi Katolik Negara Bagian New York. Menulis di X, pihaknya menyebut Trump mengolok-olok iman mereka.
Kemudian, eks Perdana Menteri Italia Matteo Renzi juga menyebut unggahan itu menghina lembaga suci, terutama karena dilakukan di tengah masa berkabung.
Beberapa netizen ekstrem bahkan berspekulasi tindakan Trump mencerminkan agenda “Anti Kristus” yang bertentangan dengan nilai-nilai Kristen.
4. Memicu Komentar Menohok dari Netizen
Viralnya foto AI Trump sebagai Paus memicu reaksi beragam dari netizen di jagat maya. Sebagian menganggap unggahan Trump sebagai lelucon atau strategi politik untuk mencuri perhatian.
Namun, sebagian lain pendukung Trump menanggapinya serius dan melihatnya sebagai tindakan kurang pantas.
Bahkan, ada tuduhan “Anti Kristus” dari netizen yang menganggap tindakan ini sebagai penghujatan terhadap kesucian kepausan.
5. Respons Trump
Setelah viral dengan gambar AI ala Paus, Donald Trump menepis kritik yang dituduhkan. Menurunya, komunitas Katolik tidak marah, melainkan menganggapnya lucu.
"Oh, begitu. Maksud Anda mereka tidak bisa menerima lelucon? Yang Anda maksud bukan umat Katolik, melainkan media berita palsu. Umat Katolik menyukainya," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Lebih jauh, Trump menjelaskan dirinya sebenarnya tidak memiliki peran dalam membagikan gambar tersebut.
"Seseorang membuat gambar saya berpakaian seperti Paus, dan mereka mengunggahnya di internet. Itu bukan saya yang melakukannya. Saya tidak tahu dari mana asalnya. Mungkin itu AI, tetapi saya tidak tahu apa-apa tentang itu. Saya baru melihatnya tadi malam," papar dia, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (6/5/2025).
Demikian ulasan mengenai sederet fakta viralnya foto AI Donald Trump sebagai Paus yang memicu kecaman.
Baca juga: Trump Incar Bantuan Erdogan untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina (sya)