floating-Duel Maut Jet Tempur...
Duel Maut Jet Tempur India-Pakistan Panaskan Langit Asia, Rudal China dan Eropa Adu Tajam
Duel Maut Jet Tempur...
Duel Maut Jet Tempur India-Pakistan Panaskan Langit Asia, Rudal China dan Eropa Adu Tajam
Jum'at, 09 Mei 2025 - 11:08 WIB
JAKARTA - Langit Asia Selatan telah menjadi panggung pertempuran udara antara dua kekuatan nuklir yang bermusuhan; India dan Pakistan.

Media-media internasional ramai melaporkan dan menganalisa duel jet tempur kedua negara, termasuk penggunaan rudal buatan China dan Eropa, yang dapat memengaruhi strategi militer global.

Pada Rabu, langit di atas wilayah sensitif perbatasan India dan Pakistan menjadi saksi duel udara paling dramatis dalam satu dekade terakhir.

Baca Juga: Perang Makin Panas, Giliran India Tembak Jatuh Jet Tempur F-16 Pakistan

Dari Jet Tempur J-10 China hingga F-16 AS



Jet tempur J-10 buatan China yang dioperasikan Angkatan Udara Pakistan dilaporkan berhasil menembak jatuh sedikitnya dua pesawat militer India. Dua pejabat Amerika Serikat (AS) yang berbicara kepada Reuters secara anonim pada Jumat (9/5/2025) mengonfirmasi laporan tersebut.

Pakistan bahkan mengeklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India, yakni tiga jet tempur Rafale buatan Prancis, sebuah MiG-29 Fulcrum dan sebuah Su-30MK Flanker-H buatan Rusia. Yang mengejutkan, Islamabad mengeklaim menjatuhkan tiga jet tempur Rafale dengan jet tempur J-10.

Insiden ini tidak hanya menjadi babak baru dalam sejarah konflik kedua negara bertetangga itu, tetapi juga menjadi laboratorium tempur bagi kekuatan militer dunia—khususnya Amerika Serikat, China, dan negara-negara Eropa—untuk menganalisis efektivitas pesawat dan sistem senjata mereka dalam peperangan nyata.

Kemudian, pada Kamis malam, giliran media India melaporkan bahwa sistem pertahanan rudal S-400 Rusia yang dioperasikan militer New Delhi telah menembak jatuh tiga jet tempur Pakistan, yakni sebuah jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) dan dua JF-17 Thunder buatan Pakistan-China.

Pakistan belum berkomentar atas laporan tersebut.

Duel Rudal PL-15 China vs Meteor Eropa



Fokus utama para analis pertahanan adalah pada jenis senjata yang digunakan dalam duel udara India-Pakistan, terutama rudal udara-ke-udara jarak jauh.

Pakistan diduga menggunakan PL-15, rudal buatan China yang dikembangkan oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC), dan memiliki reputasi sebagai salah satu senjata paling mematikan di kelasnya.

Sementara itu, India diyakini mengandalkan Meteor, rudal buatan konsorsium Eropa MBDA, yang dipasang di jet Rafale produksi Prancis.

Meteor dikenal dengan sistem pemandu radar aktif dan kemampuan “no escape zone” yang sangat luas. Namun, belum ada konfirmasi resmi bahwa Meteor benar-benar digunakan dalam dogfight tersebut.

“Jika benar PL-15 dan Meteor saling berhadapan, maka ini adalah duel antara dua rudal paling canggih dari Timur dan Barat,” ujar Douglas Barrie, pakar militer udara dari International Institute for Strategic Studies.

Dunia Menonton, dari Pentagon hingga Beijing



Bagi China, ini bisa menjadi pembuktian bahwa teknologi senjata mereka telah melampaui warisan teknologi Soviet dan mampu bersaing dengan sistem Barat.

Bagi Amerika dan sekutunya, insiden ini menjadi ajang untuk mengukur keandalan peralatan tempur mereka dalam menghadapi sistem buatan China, sebuah persiapan yang krusial jika konflik di Taiwan atau Indo-Pasifik pecah.

"PL-15 adalah masalah besar. Militer AS sangat memperhatikannya," kata seorang eksekutif industri pertahanan Barat kepada Reuters.

Penggunaan nyata rudal-rudal ini membuat banyak negara bergegas mengevaluasi ulang strategi mereka.

Amerika Serikat, misalnya, sedang mengembangkan AIM-260 Joint Advanced Tactical Missile melalui Lockheed Martin, sebagian sebagai respons terhadap kemunculan PL-15.

Performa atau Propaganda?



Meski informasi dasar telah beredar, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah Meteor benar-benar digunakan? Seberapa terlatih pilot dari kedua belah pihak? Apakah Pakistan menggunakan versi asli PL-15 milik Angkatan Udara China, atau hanya versi ekspor yang diumumkan pada 2021?

Seorang sumber industri pertahanan Barat menyebut bahwa salah satu gambar rudal di media sosial menunjukkan seeker misil yang tampaknya gagal menghantam target—indikasi bahwa dalam pertempuran nyata, banyak faktor non-teknis yang turut menentukan hasil.

“Masih terlalu sedikit informasi yang bisa disimpulkan. Ada kabut perang, dan kita tak bisa hanya mengandalkan klaim satu pihak,” ujar Byron Callan, analis pertahanan dari Capital Alpha Partners, Washington.

Dampak Strategis dan Ekonomi



Pertempuran ini juga punya dimensi ekonomi dan industri. Para produsen senjata kini menunggu umpan balik dari medan tempur, baik untuk peningkatan produk maupun untuk strategi pemasaran.

MBDA di Eropa dan industri pertahanan China tentu akan menyoroti hasil pertempuran ini sebagai "bukti lapangan".

Sementara itu, negara-negara yang sedang mempertimbangkan pembelian jet Rafale, J-10, atau sistem rudal jarak jauh akan menjadikan insiden ini sebagai studi kasus utama.

Duel udara antara India dan Pakistan kali ini adalah lebih dari sekadar insiden regional. Ini adalah panggung global, tempat di mana teknologi militer generasi terbaru diuji di bawah tekanan nyata.

Bagi dunia militer internasional, ini adalah "simulasi langsung" dari apa yang bisa terjadi di masa depan: teknologi China menghadapi sistem Barat, dalam arena yang semakin padat oleh risiko konflik terbuka.

Langit Asia Selatan, untuk sementara waktu, telah menjadi tempat di mana masa depan peperangan udara ditentukan.
(mas)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Perbandingan Jumlah...
Perbandingan Jumlah Umat Muslim di Pakistan Vs India
Penurunan Produksi Minyak...
Penurunan Produksi Minyak Pakistan Terus Berlanjut di Tengah Perang
Agama Penduduk Kashmir...
Agama Penduduk Kashmir dan Persentasenya
Pakistan dan India Bertukar...
Pakistan dan India Bertukar Tahanan di Perbatasan, Siapa yang Dibebaskan?
Perang India-Pakistan...
Perang India-Pakistan Ancam Ekspor CPO Indonesia, Petani Terpukul