floating-Bisnis PGE Tetap Solid,...
Bisnis PGE Tetap Solid, Bukti Panas Bumi Punya Prospek Menjanjikan di Indonesia
Bisnis PGE Tetap Solid,...
Bisnis PGE Tetap Solid, Bukti Panas Bumi Punya Prospek Menjanjikan di Indonesia
Jum'at, 09 Mei 2025 - 22:50 WIB
JAKARTA - Sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia dinilai menunjukkan daya tahan, khususnya di bidang panas bumi. Saat ekonomi global tengah berkontraksi, investasi di sektor EBT -salah satunya pada panas bumi - diyakini masih memiliki prospek yang bagus, karena investor melihat komitmen pemerintah yang cukup baik untuk mendorong terwujudnya transisi energi.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komite Tetap Perencanaan Pengembangan Energi Baru Terbarukan KADIN Indonesia, Feiral Rizky Batubara. Ia juga sempat membahas kinerja bisnis salah satu perusahaan panas bumi terbesar Indonesia, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (IDX: PGEO).

“Performa bisnis (PGE) yang solid itu bagus juga bagi pengembangan EBT, khususnya panas bumi, di Indonesia,” katanya saat berbincang kepada media di Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga: Berdayakan Masyarakat lewat Energi Bersih, PGE Dukung Rangers App

Apa yang disampaikan Fieral tercermin dari laporan keuangan PGE pada kuartal pertama 2025. Pada laporan yang dirilis pekan lalu, PGE membukukan pendapatan sebesar USD101,51 juta.

Penguatan fundamental lainnya tercermin juga pada total aset perusahaan yang naik 0,93% menjadi USD3,03 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dan kas bersih dari aktivitas operasi juga meningkat pesat sebesar 12,04% secara Year on Year (YoY) menjadi USD77,47 juta.

Investasi EBT, salah satunya pada panas bumi, menurut Feiral, masih menunjukkan prospek positif karena investor menilai komitmen pemerintah cukup kuat. Komitmen tersebut memberikan kepastian yang dibutuhkan oleh para investor.

“Pemerintah sudah berkomitmen bahwa EBT itu tidak bisa mundur lagi, dan komitmen untuk keberlanjutan negara kita bukan paksaan dari asing. Sekarang, PLN dan ESDM sedang merancang kesiapan jaringan untuk menerima dan menyalurkan EBT, salah satunya panas bumi. Hal itu disambut baik oleh investor, baik dalam maupun luar negeri,” katanya.

Perlunya Dukungan Panas Bumi

Feiral menyatakan, bahwa sistem energi masih rentan di tengah percepatan transisi global menuju energi bersih. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan sistem kelistrikan pada sumber energi intermiten, seperti tenaga angin dan matahari.

Menurutnya, transisi energi yang aman mensyaratkan kehadiran baseload yang andal, salah satunya panas bumi. Akan tetapi, energi panas bumi masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama karena potensi sumber dayanya banyak berada di wilayah pegunungan.

Ditekankan oleh Feiral bahwa optimalisasi pemanfaatan energi panas bumi memerlukan dukungan nyata dari pemerintah, mulai dari perizinan hingga aspek komersial.

Ia juga menyoroti berbagai keunggulan panas bumi, antara lain sifat energinya yang stabil, kapasitas faktor yang mencapai 90% sehingga efisien, serta ketersediaannya yang melimpah dan ramah lingkungan.

Pendiri Indonesia Center of Energy Resilience Studies itu menyebut pengembangan potensi panas bumi membutuhkan dukungan di tengah gejolak dunia dan volatilitas perekonomian. Sejauh ini pemerintah sudah berusaha mendorong peran strategis energi panas bumi dalam transisi energi Indonesia.

Melalui Peraturan Menteri ESDM No.10 tahun 2025, pemerintah telah menetapkan target kontribusi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 5,1% dalam bauran energi nasional pada 2060, atau setara 22,7 gigawatt (GW). Saat ini, kapasitas terpasang PLTP baru mencapai sekitar 2,6 GW, dengan PGE menyumbang 1,887 GW, termasuk 672 megawatt (MW) yang dikelola mandiri.

Baca Juga: Kembangkan Panas Bumi di Aceh, PGE Pastikan Berjalan Secara Berkelanjutan

Dengan potensi cadangan panas bumi nasional yang mencapai 24 GW atau 40% dari total global, peluang pengembangan di sektor ini masih sangat besar. Pihak PGE menargetkan peningkatan kapasitas terpasang mandiri menjadi 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan, termasuk lewat proyek Lumut Balai Unit 2 yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2025 dengan kapasitas 55 MW, Hululais Unit 1 & 2 dengan kapasitas 110 MW, serta sejumlah proyek co-generation dengan target total kapasitas 230 MW.

“PGE didorong berinvestasi di luar negeri, itu bagus. Pemain lain PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga memiliki valuasi baik dan menunjukkan bahwa ini menunjukkan seberapa besar bisnis ini dilirik oleh market,” kata Feiral.
(akr)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Perang India-Pakistan...
Perang India-Pakistan Ancam Ekspor CPO Indonesia, Petani Terpukul
Kondisi Ekonomi Rusia...
Kondisi Ekonomi Rusia Lebih Buruk Daripada yang Dikatakan Moskow
Pasca Libur Waisak,...
Pasca Libur Waisak, IHSG Dibuka Menguat 1,43 Persen
Jegal Dominasi China,...
Jegal Dominasi China, Segini Harta Karun Tanah Jarang Milik Negara Tetangga RI
1.332 Entitas Keuangan...
1.332 Entitas Keuangan Ilegal Diblokir di Awal 2025, Ada Pinjol, hingga Investasi Bodong