floating-5 Kesamaan Jokowi dan...
5 Kesamaan Jokowi dan Dedi Mulyadi, Nomor 2 Kedepankan Hal-hal Populis Demi Simpati Rakyat
5 Kesamaan Jokowi dan...
5 Kesamaan Jokowi dan Dedi Mulyadi, Nomor 2 Kedepankan Hal-hal Populis Demi Simpati Rakyat
Sabtu, 10 Mei 2025 - 08:08 WIB
JAKARTA - Mantan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dinilai memiliki kemiripan. Nah, lima kesamaan keduanya diungkapkan oleh Pakar Komunikasi Politik Hendri Satrio.

1. Sama-sama memanfaatkan kesenangan atau hobinya sebagian besar masyarakat Indonesia nonton drama dan sandiwara.

“Sinetron, drama, dan sandiwara ini dimanfaatkan betul jadi selalu ada story telling-nya yang disampaikan oleh Jokowi dan Dedi Mulyadi,” kata Hendri Satrio kepada SindoNews, Sabtu (10/5/2025).

2. Sama-sama mengedepankan hal-hal populis untuk mendapatkan simpati rakyat.

3. Sama-sama banyak melakukan perbedaan-perbedaan dengan pejabat sebelumnya.

“Jadi, dia diuntungkan karena pejabat sebelumnya yang lebih birokratis, lebih kaku, nah ini lebih santai,” kata pria yang akrab disapa Hensat ini.

4. Sama-sama memanfaatkan media sosial.

5. Sama-sama lebih mengutamakan kedekatan yang lebih riil ke rakyat.

“Jadi, program-programnya juga kebanyakan yang terlihat daripada sifatnya pembangunan karakter,” pungkasnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi The Next Jokowi? Parpol Harus Hadirkan Pemimpin yang Bisa Beri Solusi

Diberitakan sebelumnya, sosok Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencuat dalam percaturan politik nasional. Pria kelahiran Subang, Jawa Barat, 12 April 1971 ini makin dikenal masyarakat karena rajin ngonten.

Alhasil, mantan Bupati Purwakarta ini pun dijuluki Gubernur Konten. Tidak sedikit juga netizen yang menyebut KDM atau Kang Dedi Mulyadi ini sebagai The Next Jokowi.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik sekaligus Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menilai wajar. Fernando pun menganggap KDM dengan Jokowi punya kesamaan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Dilaporkan ke Komnas HAM Buntut Kirim Pelajar Bandel ke Barak Militer

“Wajar saja kalau ada pihak yang menganggap bahwa Dedi Mulyadi merupakan The Next Joko Widodo (Jokowi) karena sejak di awal kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Barat selalu menggunakan media sosial untuk mempublikasikan aktivitasnya,” kata Fernando kepada SindoNews, Jumat (9/5/2025).

“Sama seperti Jokowi yang saat menjadi Gubernur Jakarta menggunakan media untuk mempublikasikan aktivitasnya. Dedi Mulyadi dan Jokowi sama-sama pernah menjadi pemimpin tingkat wali kota atau kabupaten yang kepemimpinannya juga dilakukan secara sensasional dan mengundang perhatian publik,” sambungnya.

Selain itu, kata Fernando, sepertinya motivasi keduanya juga sama menjadikan jambatan kepala daerah untuk membangun karier politik pada tingkat yang lebih tinggi. “Saya juga melihat bahwa jabatan kepala daerah yang saat ini diemban oleh Dedi Mulyadi untuk kepentingan bisa menuju jabatan tingkat nasional sebagai Presiden atau Wakil Presiden,” ungkapnya.

Sehingga, lanjut dia, Dedi Mulyadi memaksimalkan penggunaan media sosial untuk mempublikasikan kegiatannya agar popularitas dan elektabilitas semakin baik. Menurut Fernando, seharusnya kepala daerah lebih memprioritaskan hasil kerjanya dibanding lebih mempublikasikan apa yang dikerjakan.

“Sehingga sangat terlihat sekali apa tujuan dari Dedi Mulyadi mempublikasikan kegiatannya hanya untuk kepentingan politik. Sebaiknya kepala daerah jangan lebih memprioritaskan membangun citra diri sehingga hasil kerja secara faktual tidak sebanding dengan hasil kerja yang dipromosikan melalui media.

Parpol Harus Hadirkan Pemimpin yang Bisa Beri Solusi



Fernando mengatakan, seharusnya masyarakat menjadikan Jokowi sebagai pembelajaran untuk memilih pemimpin ke depan. “Jangan hanya melihat popularitas dan aktivitasnya yang terkesan populis, namun minim kerja nyata dan bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.

Dia menambahkan, begitu juga dengan partai politik, sudah saatnya mencari pemimpin bukan hanya pertimbangan pragmatis, namun menghadirkan pemimpin yang bisa memberikan solusi dan menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa.

Dia menuturkan, semua stakeholder harus bisa memberikan pendidikan politik kepada pemilih, sehingga mampu menjadi pemilih cerdas yang memilih bukan karena emosi tetapi kapabilitasnya.

“Kalau melihat konten yang dibuat oleh tim kreatif Dedi Mulyadi memang sengaja untuk menyasar ibu-ibu yang akan bisa memberikan manfaat banyak kalau mereka sudah tersentuh dan menjadi pendukung,” pungkasnya.
(rca)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Profil Kasmudjo, Dosen...
Profil Kasmudjo, Dosen Pembimbing di UGM yang Dikunjungi Jokowi
Kocak! Rafathar Minta...
Kocak! Rafathar Minta Dedi Mulyadi Bawa Nagita Slavina ke Barak Militer Gegara Malas Mandi
Jokowi Kunjungi Rumah...
Jokowi Kunjungi Rumah Kasmudjo Dosen Pembimbing di UGM, Terkait Kasus Ijazah?
Keluarga Korban Meninggal...
Keluarga Korban Meninggal Akibat Ledakan Amunisi di Garut Dapat Santunan Rp50 Juta
2 Saksi Kasus Dugaan...
2 Saksi Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Tak Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya