VATIKAN - Paus Theodorus I menjadi salah satu bagian menarik dalam sejarah kepausan Gereja Katolik. Ia menjabat sebagai Paus ke-73 dan dikenal sebagai sosok yang tegas, berkomitmen tinggi terhadap doktrin gereja, dan terlibat dalam berbagai kebijakan penting pada zamannya.
Sepanjang sejarahnya, Gereja Katolik telah dipimpin banyak sosok berbeda. Dari sekian nama, salah satunya adalah Paus Theodorus I.
Lebih jauh, seperti apa sosok dari Paus Theodorus I? Berikut sekelumit profilnya yang bisa diketahui.
Profil Theodorus I
Paus Theodorus I adalah Paus ke-73 Gereja Katolik. Ia memimpin sejak 642 hingga kematiannya pada 649 M.
Melansir Catholic Herald, Paus Theodorus I lahir di Yerusalem, Palestina. Latar belakang tersebut menjadikannya salah satu pemimpin gereja yang berasal dari Timur Tengah.
Meski lahir di Yerusalem, beberapa sumber meyakini Theodorus I memiliki darah keturunan Yunani. Ayahnya yang juga bernama Theodorus pernah menjadi seorang uskup di Yerusalem.
Berasal dari lingkungan keluarganya yang religius telah membentuk minat Theodorus terhadap agama.
Sejak kecil, ia dikenal rendah hati, rajin berdoa, dan sering mengunjungi tempat-tempat suci di Yerusalem untuk merenungkan penderitaan Kristus.
Saat memimpin gereja, Theodorus I dikenal sangat membela pemahaman ortodoks tentang sifat ganda Kristus terhadap ajaran sesat Monotelit dan mengucilkan mereka yang menyebarkannya.
Di eranya, Yerusalem pernah mengalami gejolak besar setelah penaklukan Muslim di Levant. Akibatnya, banyak klerus Suriah dan Palestina, termasuk Theodorus, mengungsi ke Roma.
Saat menetap di Roma, ia melanjutkan pelayanan gerejawi dan memperdalam pengetahuan teologinya, terutama dalam bahasa Yunani.
Sekitar tahun 640, ia diangkat sebagai kardinal diakon, sebelum akhirnya menjadi kardinal penuh.
Pada 642, Theodorus terpilih sebagai Paus menggantikan Yohanes IV. Pemilihannya didukung oleh eksark Ravenna yang mewakili Kaisar Bizantium di Italia.
Masa kepausan Theodorus I didominasi perjuangan melawan Monotelitisme, ajaran sesat yang menyatakan Kristus hanya memiliki satu kehendak (ilahi) dan tidak memiliki kehendak manusiawi.
Meski usahanya kurang berdampak di Konstantinopel, Theodorus berhasil meningkatkan oposisi terhadap Monotelitisme di Barat.
Di masa pemerintahannya, ia juga pernah menolak mengakui Paulus II sebagai Patriark Konstantinopel karena penggantian pendahulunya, Pyrrhus I, tidak sesuai aturan kanonik.
Theodorus I meninggal dunia pada 649 M di Roma. Ia kemudian dimakamkan di Basilika Santo Petrus.
Baca juga: BREAKING NEWS! Pakistan Balas Serangan India, Luncurkan Operasi Bunyan Marsoos (sya)