ISLAMABAD - Sebagai bagian dari Operasi Bunyan Marsooss
Pakistan terhadap India, Islamabad telah berhasil menargetkan dan menghancurkan sistem pertahanan udara canggih S-400 milik India yang ditempatkan di Adampur di distrik Jalandhar, Punjab, India.
Menurut sumber keamanan, Angkatan Udara Pakistan (PAF) menggunakan teknologi rudal hipersonik dalam serangan balasannya, dengan salah satu pesawat JF-17 Thunder miliknya dilaporkan memberikan pukulan telak.
Sistem S-400, perisai pertahanan permukaan-ke-udara canggih buatan Rusia yang bernilai sekitar USD1,5 miliar (Rp24,7 triliun), merupakan salah satu aset strategis India yang paling berharga.
Melansir Samaa TV, sebagai balasan atas serangan bertubi-tubi India baru-baru ini, Pakistan telah melancarkan serangan balik terhadap India, yang diberi nama Operasi Bunyan-um-Marsus, dengan rudal.
Sumber keamanan mengatakan Pakistan saat ini sedang melakukan serangan balik terhadap India terhadap target militer keras, karena sedikitnya tiga rudal 'Fatah 2' telah ditembakkan ke target India. Saat ini, militer Pakistan menargetkan beberapa target di seluruh India. Menurut keterangan, lokasi penyimpanan rudal BrahMos India di Beas telah dihancurkan untuk pertama kalinya.
Lebih jauh, lapangan udara di Udhampur, Adampur, Suratgarh, dan Pathankot juga telah dihancurkan, menurut sumber keamanan. Mereka mengatakan semua pangkalan tempat Pakistan diserang menjadi sasaran. Kerusakan paling parah sejauh ini disebabkan oleh rudal 'Fath 2'.
Baca Juga: Menlu Pakistan: Kita Sudah Bersabar, Defensif dan Tidak Provokatif Menurut media India, seorang pejabat administrasi senior India telah tewas di Rajouri dalam serangan yang sedang berlangsung. Selain itu, posisi senjata artileri India Dehrangyari telah dihancurkan, demikian pula situs penyimpanan BrahMos Nagrota di Kashmir yang dikuasai India dengan kerugian besar dilaporkan.
Media India telah mengakui bahwa Pakistan menargetkan 26 lokasi di India. Sementara itu, pesawat nirawak Pakistan dilaporkan telah mencapai New Delhi dan terbang di atas ibu kota India. Satu pesawat nirawak juga dikatakan telah menghantam kota Ferozepur di India.
Apa itu sistem pertahanan udara S-400?
1. Terdapat 5 Skuadron S-400
India menandatangani kesepakatan senilai USD5,43 miliar dengan Rusia pada Oktober 2018 untuk mendapatkan lima unit (skuadron) sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf.
S-400 adalah sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh yang dapat bergerak dan mampu menargetkan pesawat, pesawat nirawak, rudal jelajah, dan rudal balistik pada jarak hingga 400 km dan mendeteksi ancaman hingga 600 km jauhnya.
Sistem ini terdiri dari tiga komponen utama: peluncur rudal, radar array bertahap yang kuat yang dapat melacak lebih dari 100 target secara bersamaan, dan pusat komando.
2. Mampu Menarget 36 Target
Melansir Samaa TV, sistem ini dapat menyerang beberapa target secara bersamaan (hingga 36 target dengan 72 rudal) dan mampu mencegat ancaman udara yang bergerak cepat termasuk rudal balistik jarak menengah.
India telah mengerahkan tiga dari lima skuadron: yang pertama di Punjab (sektor Pathankot) pada tahun 2021, yang kedua di Sikkim (sektor LAC) pada tahun 2022, dan yang ketiga di sektor Rajasthan-Gujarat pada tahun 2023; pengiriman dua sisanya diharapkan pada tahun 2025-2026.
3. Targetnya Mampu Mencegat Serangan Rudal Pakistan
S-400 telah meningkatkan kemampuan pertahanan udara berlapis-lapis India secara signifikan, yang ditunjukkan baru-baru ini ketika digunakan untuk berhasil mencegat dan menetralkan serangan rudal dari Pakistan.
Sistem ini dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling canggih dan ampuh di dunia, dengan NATO melihatnya sebagai ancaman besar karena kemampuan jangkauan jauh dan keterlibatan multitargetnya.
Meskipun AS memperingatkan tentang potensi sanksi berdasarkan CAATSA untuk pembelian tersebut, India melanjutkan akuisisi tersebut untuk memperkuat pertahanan strategisnya, terutama terhadap ancaman dari Pakistan dan China.
4. Bisa Dipindahkan
Sistem S-400 bersifat mobile, mampu bergerak di jalan dengan kecepatan hingga 60 km/jam, dan dapat beroperasi dalam beberapa menit setelah dikerahkan, menyediakan cakupan pertahanan udara yang fleksibel dan cepat.
Kontrak tersebut mencakup pelatihan dan simulator untuk memastikan operasi sistem yang efektif oleh pasukan India.
(ahm)