PASUKANSekutu termasuk
Belanda mati-matian mempertahankan wilayah jajahannya dari
Jepang di Indonesia, serta negara Asia Tenggara lainnya. Bahkan pasukan sekutu itu membentuk komando gabungan untuk Pulau Jawa, yakni komando ABDA atau American British Dutch Australia (ABDACOM).
Panglimanya adalah Jenderal Inggris Sir Archibald Wavell. Wilayah komandonya merentang dari Birma hingga Darwin di Australia.
Baca juga: Kisah Kemenangan Pasukan Pangeran Diponegoro Hancurkan Tentara Belanda Namun, ABDACOM harus menelan kekalahan beruntun. Singapura yang merupakan jalur penting dalam lingkaran pertahanan Sekutu, jatuh ke tangan Jepang pada tanggal 15 Februari bersamaan dengan menyerahnya Palembang.
Kalimantan dan Sulawesi telah direbut Jepang sebelumnya sehingga dari tempat itu kekuatan udaranya dapat menjangkau seluruh wilayah Pulau Jawa.
Setelah kehilangan Singapura, panglima ABDACOM menyadari bahwa Pulau Jawa tidak dapat dipertahankan lagi, dua divisi yang sedianya dikirim untuk bergabung di pertahanan Pulau Jawa diubah tujuannya.
Dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia V: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda", pada tanggal 25 Februari markas ABDACOM di Pulau Jawa dibubarkan, yang artinya tanggung jawab mempertahankannya berada sepenuhnya di pundak pemerintah Hindia Belanda.
Baca juga: Merinding, Upacara Bersih Darah Dayak Menumpas Tentara Belanda dan Jepang Sebelum mencapai Pulau Jawa, sebagai jantung pertahanan Hindia Belanda, Jepang merebut daerah-daerah sekitarnya. Satu per satu daerah luar Pulau Jawa lainnya menyerah, mulai dari Ambon, Bali, dan Timor.
Pada akhir bulan Februari armada angkatan laut Jepang mulai memasuki perairan selatan Pulau Jawa yang mengakibatkan pulau itu terkepung.
Pada tanggal 20 Februari 1942 perpindahan pemerintah Hindia Belanda, dari Batavia ke Bandung berlangsung mengingat ibu kota negeri jajahan itu sangat rentan terhadap serangan dari arah laut.
Di ujung timur Pulau Jawa, serangan udara Jepang beberapa kali terjadi. Kejatuhan Hindia Belanda tinggal menghitung waktu.
Panglima komando Pasifik Selatan Jenderal Terauchi memutuskan serangan ke Pulau Jawa akan berlangsung pada tanggal 26 Februari 1942.
Dua iring-iringan armada Jepang mendekati sasaran dari arah utara, satu armada dari Kalimantan Barat, dan lainnya mengitari dari arah timur. Namun Jepang yang tidak mau gegabah karena melihat kekuatan sekutu yang masih kuat di Laut Jawa.
(shf)