floating-Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Senin, 12 Mei 2025 - 13:46 WIB
GAZA - Kelompok Hamas akan membebaskan sandera Israel-Amerika Serikat Edan Alexander yang ditawan di Gaza.

Itu disampaikan seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada Reuters, sebuah langkah yang dijelaskan oleh mediator utama; Qatar dan Mesir, sebagai langkah yang menggembirakan menuju kembalinya perundingan gencatan senjata di daerah kantong Palestina yang dilanda perang.

Pejabat senior Hamas tersebut tidak menyebutkan jadwal pasti pembebasan Alexander, seorang prajurit berusia 21 tahun di Angkatan Darat Israel yang lahir dan dibesarkan di New Jersey.

Baca Juga: 2 Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Sengit Melawan Hamas

Namun seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa pembebasan tersebut kemungkinan akan terjadi pada hari Selasa (13/5/2025) besok.

Menurut Hamas, pembebasan Alexander, yang diyakini sebagai sandera Amerika terakhir yang masih hidup yang ditawan oleh kelompok perlawanan Palestina, merupakan bagian dari upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza.

Presiden AS Donald Trump akan mengunjungi Timur Tengah minggu ini. Utusan khususnya Adam Boehler mengatakan berita pembebasan Alexander merupakan langkah maju yang positif.

"Kami juga meminta Hamas untuk membebaskan jenazah empat warga Amerika lainnya yang diculik," imbuh Boehler.

Dalam sebuah posting di Truth Social, Trump mengatakan bahwa dia berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat.

"Ini adalah langkah yang diambil dengan itikad baik terhadap Amerika Serikat dan upaya para mediator–Qatar dan Mesir–untuk mengakhiri perang yang sangat brutal ini dan mengembalikan semua sandera yang masih hidup dan jenazah kepada orang-orang yang mereka cintai," kata Trump.

Israel melancarkan operasi militer di Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel, dan menyebabkan 251 orang disandera di Gaza pada hari paling mematikan bagi Israel dalam sejarahnya.

Operasi tersebut telah menewaskan lebih dari 52.800 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat, dan telah menghancurkan Jalur Gaza, membuat 2,3 juta penduduknya bergantung pada pasokan bantuan yang telah berkurang dengan cepat sejak Israel memberlakukan blokade pada bulan Maret.

Dalam pernyataan bersama, Qatar dan Mesir mengatakan persetujuan Hamas untuk membebaskan Alexander merupakan langkah "yang menggembirakan" bagi pihak-pihak yang bertikai untuk kembali ke perundingan gencatan senjata Gaza, yang telah terhenti sejak Maret.

Kedua negara mengatakan mereka akan melanjutkan upaya mereka, bersama dengan Amerika Serikat, untuk memperbaiki kondisi di Gaza, mencapai gencatan senjata permanen dan mengakhiri perang.

Kepala Hamas di Gaza yang diasingkan, Khalil al-Hayya, mengatakan upaya untuk memfasilitasi pembebasan Alexander telah dilakukan bersama oleh Qatar, Mesir, dan Turki.

"Gerakan tersebut [Hamas] menegaskan kesiapannya untuk segera memulai perundingan intensif dan melakukan upaya serius untuk mencapai kesepakatan akhir guna mengakhiri perang, menukar tahanan dengan cara yang disepakati," kata Hayya.

Perundingan empat arah langsung yang menghasilkan pembebasan tersebut diadakan antara pejabat dari AS, Qatar, Mesir, dan Hamas, menurut sumber yang diberi pengarahan tentang perundingan tersebut kepada Reuters.

AS sebelumnya telah mengadakan diskusi dengan Hamas untuk mengamankan pembebasan sandera AS yang ditawan di Gaza.

Media Israel melaporkan pada hari Minggu bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada sesi tertutup Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan bahwa Hamas akan segera membebaskan Alexander sebagai isyarat niat baik terhadap Trump.

Kantor Perdana Menteri Netanyahu mengatakan AS memberi tahu Israel bahwa pembebasan Alexander oleh Hamas akan mengarah pada negosiasi untuk pembebasan lebih banyak sandera. Kebijakan Israel adalah bahwa negosiasi akan dilakukan di bawah tembakan dengan komitmen berkelanjutan untuk mencapai semua tujuan perang, imbuh kantor itu dalam sebuah pernyataan.

Hamas telah membebaskan 38 sandera berdasarkan gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari. Pada bulan Maret, militer Israel melanjutkan serangan darat dan udaranya di Gaza, membatalkan gencatan senjata setelah Hamas menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata tanpa mengakhiri perang.

Pejabat Israel mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut hingga 59 sandera yang tersisa dibebaskan dan Gaza didemiliterisasi. Hamas bersikeras akan membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri perang dan telah menolak tuntutan untuk meletakkan senjatanya.

Israel, yang menguasai sekitar sepertiga wilayah Gaza, mengatakan pada bulan Mei akan memperluas serangannya ke Gaza.
(mas)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
AS dan China Melunak,...
AS dan China Melunak, Tarif Impor Kendaraan Diprediksi Bakal Turun
AS-China Sepakat Turunkan...
AS-China Sepakat Turunkan Tarif Impor, Ini 5 Poin Pentingnya
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya,...
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya, China Mampu Tundukkan AS
Banyak Negara Mengakui...
Banyak Negara Mengakui Palestina, Israel Keluarkan Ancaman
AS dan China Sepakat...
AS dan China Sepakat Hentikan Gencatan Perang Dagang selama 90 Hari