NEW DELHI -
India menyatakan tak gentar dengan ancaman
senjata nuklir Pakistan. New Delhi menganggap ancaman seperti itu sebagai "taktik pemerasan" untuk menghalangi operasi militer terhadap kelompok teroris di negara Islam tersebut.
"India tidak akan menoleransi pemerasan nuklir apa pun," kata Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dalam pidatonya semalam.
"India akan menyerang secara presisi dan tegas tempat persembunyian teroris yang berkembang di bawah kedok pemerasan nuklir," lanjut Modi.
Baca Juga: Inilah 9 Rudal Nuklir Pakistan yang Dapat Lenyapkan India Dia memperingatkan Pakistan; "India tidak akan membedakan antara pemerintah yang mensponsori terorisme dan dalang serangan teror."
Dalam pidato berdurasi 22 menit, Modi juga menyampaikan ultimatum kepada Pakistan bahwa serangan militer dalam Operasi Sindoor belum berakhir, melainkan hanya ditunda.
Modi mengatakan akhir dari Operasi Sindoor tergantung pada sikap yang akan diambil Pakistan ke depan dalam menindak apa yang dia sebut "kelompok teroris" yang terlibat dalam pembantaian 26 turis Hindu di Pahalgam, wilayah Jammu dan Kashmir yang dikuasai India, pada 22 April lalu.
"Pakistan harus tahu bahwa serangan belum berakhir, serangan hanya ditunda setelah Pakistan berjanji akan mengambil tindakan terhadap teroris dan fasilitas teror," katanya, sebagaimana dikutip dari
NDTV, Selasa (13/5/2025).
"Dalam beberapa hari mendatang kami akan mengukur setiap langkah Pakistan berdasarkan kriteria sikap seperti apa yang akan diambil Pakistan ke depannya," ujarnya.
Menurutnya, jika Pakistan menarik kembali sikapnya atau bertindak menyesatkan, "Saya ulangi lagi, bahwa kami hanya menangguhkan tindakan balasan kami."
Modi lebih lanjut mengeklaim bahwa pihak Pakistan-lah yang memohon kepada India untuk gencatan senjata, dengan menelepon para pemimpin dunia agar intervensi.
Modi memberikan gambaran umum tentang bagaimana serangan pesawat nirawak dan rudal India melampaui apa yang dapat dibayangkan Pakistan.
Menurutnya, Pakistan terkejut dan dilanda kepanikan dengan melakukan panggilan telepon panik ke seluruh dunia, meminta intervensi.
Pada akhirnya, kata Modi, dialog tingkat DGMO (direktur jenderal operasi militer) dimulai dan Pakistan meminta gencatan senjata.
"Hanya ketika Pakistan memohon kepada India dan berjanji bahwa mereka tidak akan terlibat dalam segala jenis kegiatan teror atau tindakan militer yang nekat di masa mendatang, India mempertimbangkan gencatan senjata," katanya.
(mas)