JAKARTA - Sejak kembali menjabat, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan serangkaian tarif untuk mencoba mengubah ekonomi global. Kebijakan
tarif Trump semakin memanaskan
perang dagang AS dan China yang telah berkecambuk dalam beberapa tahun terakhir.
Namun perang dagang Amerika Serikat dan China memasuki babak baru, ketika kedua negara sepakat melonggarkan
tarif impor secara drastis selama 90 hari sebagai hasil negosiasi akhir pekan lalu di Jenewa, Swiss.
Kesepakatan ini terungkap dalam pernyataan bersama pada Senin, 12 Mei 2025. Dimana AS bakal memangkas tarif produk China dari 145% menjadi 30%. Sementara China menurunkan tarif produk AS dari 125% menjadi 10%.
Baca Juga: AS dan China Sepakat Hentikan Gencatan Perang Dagang selama 90 Hari Tarif baru ini bakal mulai berlaku paling lambat pada 14 Mei 2025. Meski bersifat sementara, kesepakatan ini menjadi penting sejak perang dagang bergejolak yang dimulai beberapa tahun lalu.
Kedua negara menyebutkan kesepakatan ini sebagai upaya membangun hubungan dagang jangka panjang yang saling menguntungkan. Negosiasi ini dimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer dan Wakil PM China, He Lifeng.
Hubungan perdagangan antara AS dan China naik turun, ketika Trump memberlakukan tarif terberatnya hingga saat ini terhadap puluhan mitra dagang AS sebelum secara tiba-tiba membalikkan keputusan tersebut selama 90 hari untuk setiap negara kecuali China. Tapi pada awal pekan kemarin, Ia menghentikan sementara tarif terhadap China dan menurunkannya.
Berikut kronologis perang tarif AS dan China pada tahun 2025.
1 Februari
Semuanya diawali pada 1 Februari lalu, ketika AS memberlakukan tarif dasar 10% kepada semua produk impor dari semua negara mitra dagang Negeri Paman Sam -julukan AS-.
4 Februari
Kebijakan AS itu langsung direspons China dengan penerapan tarif 10% untuk gas, batu bara dan beberapa komoditas pertanian.
10 Februari
Tidak berhenti sampai disitu, AS lantas memperluas kebijakan tarif impor dengan menyasar kepada produk baja dan alumunium. AS saat itu mematok tarif tinggi mencapai 25%.
4 Maret
China kembali menerapkan aksi balasan lewat tarif 10% kepada produk makanan dan minuman dari AS, ditambah barang-barang pertanian.
26 Maret
Tarif AS belum berakhir, bahkan kali ini membidik kepada produsen mobil dan onderdil kendaraan.
April
- Pada bulan ini AS menaikkan tarif secara teratur, mulai dari 54% (2 April), 104% (8 April), 145% (9 April), hingga akhirnya turun 30% (12 Mei)
- Sejalan dengan hal tersebut, tarif impor China untuk produk AS juga merayap naik pada 4 April menjadi 34%, lalu 84% (di 9 April), sampai puncaknya menyentuh angka 125% (9 April). Sampai pada awal pekan kemarin 12 Mei, China sepakat memangkas tarifnya untuk AS menjadi hanya 10%.
Baca Juga: Amerika Serikat Dibayangi Ancaman Gagal Bayar Utang Rp594.120 Triliun, Kapan Terjadinya? Aksi perdagangan AS telah diterapkan secara tidak konsisten dan menciptakan fluktuasi liar di pasar serta ketegangan baru di antara beberapa mitra dagang terdekat Amerika. Kondisi tersebut memicu berbagai peringatan dari para ekonom tentang kemungkinan penurunan ekonomi hingga tekanan terhadap konsumen hingga akhirnya perang dagang AS dan China mulai mereda.
(akr)