JEPANG - Seorang pria muda asal Jepang mengalami kondisi medis langka setelah kecanduan bermain
game di HP selama bertahun-tahun. Akibat terlalu lama menunduk menatap layar, lehernya membengkok dan otot-ototnya kehilangan kemampuan menopang kepala, yang membuatnya tidak mampu mengangkat kepala sendiri.
Dilansir dari Oddity Central, Senin (19/5/2025), kisah mengejutkan ini dimuat dalam jurnal medis JOS Case Reports, mengungkap bagaimana kebiasaan menunduk berjam-jam setiap hari untuk bermain game di HP menyebabkan perubahan struktur serius pada tulang leher pria tersebut.
Pria 25 tahun itu kemudian didiagnosis menderita
dropped head syndrome atau sindrom kepala terkulai, kondisi langka yang umumnya berkaitan dengan gangguan neuromuskular. Tapi dalam kasus ini disebabkan oleh postur tubuh yang buruk dalam waktu lama.
Gejala awal yang dialami pria itu termasuk nyeri leher hebat dan kesulitan menelan makanan, yang membuat berat badannya turun drastis. Lambat laun, otot-otot lehernya kehilangan kemampuan untuk menopang kepala hingga akhirnya kepalanya terus-menerus jatuh ke depan tanpa bisa dikontrol.
Baca Juga: Profil GlaxoSmithKline, Raksasa Biofarmasi di Balik Vaksin TBC Bill Gates untuk Indonesia Foto/Oddity Central
Riwayat hidup pasien turut menjadi sorotan. Dokter mencatat bahwa ia sebelumnya adalah anak aktif. Namun mulai menarik diri saat masa remaja setelah menjadi korban perundungan berat di sekolah.
Sejak itu, ia mengurung diri di kamar dan menghabiskan sebagian besar waktunya bermain ponsel dalam posisi menunduk. Kebiasaan tersebut menyebabkan tonjolan besar terbentuk di bagian belakang leher.
Di mana hasil pemeriksaan menunjukkan adanya distorsi pada tulang belakang leher, peregangan abnormal, serta jaringan parut di area tulang belakang bagian atas. Awalnya, tim medis mencoba menggunakan penyangga leher sebagai solusi non-bedah.
Namun setelah pasien mengalami mati rasa, mereka akhirnya memutuskan melakukan prosedur operasi. Dalam operasi tersebut, dokter mengangkat sebagian tulang leher yang rusak serta jaringan parut, lalu memasukkan batang logam dan sekrup untuk menopang dan menstabilkan lehernya.
Baca Juga: Perlukah Indonesia Vaksin TBC? Ini Penjelasan Siti Fadilah Supari dan Guru Besar FKUI Foto/Oddity Central
Hasilnya cukup menggembirakan. Enam bulan setelah operasi, pasien sudah bisa mengangkat kepalanya dan mempertahankan postur normal. Setahun setelahnya, perbaikan masih terus terlihat dalam pemeriksaan lanjutan.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi pengguna HP, terutama generasi muda, agar lebih memperhatikan postur tubuh saat menggunakan gadget. Menunduk terlalu lama untuk melihat layar HP dapat memberi tekanan besar pada leher, yang bila berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan permanen.
Dropped head syndrome bukan hanya disebabkan oleh penyakit saraf, tapi juga bisa muncul akibat kelalaian postur. Oleh karena itu, penting untuk membatasi waktu layar, rutin mengubah posisi, serta melakukan peregangan otot leher dan bahu secara berkala untuk menjaga kesehatan tulang belakang.
Baca Juga: GlaxoSmithKline Pengembang Vaksin TBC Bill Gates Sudah 50 Tahun Hadir di Indonesia, Berbasis di Pulogadung (dra)