floating-2 Tokoh Dokumenter Tragedi...
2 Tokoh Dokumenter Tragedi Mei 1998 Terima Penghargaan dari Yayasan 98 Peduli
2 Tokoh Dokumenter Tragedi...
2 Tokoh Dokumenter Tragedi Mei 1998 Terima Penghargaan dari Yayasan 98 Peduli
Rabu, 21 Mei 2025 - 12:08 WIB
JAKARTA - Dua tokoh dokumenter dalam tragedi Mei 1998 mendapat penghargaan dari Yayasan ‘98 Peduli. Dua orang tokoh itu adalah Almarhum Tino Saroengallo, pembuat film dokumenter Tragedi Mei 1998 dan Firman Hidayatullah, fotografer Tragedi Mei 1998.

Penghargaan itu diberikan sekaligus sebagai rangka memperingati 2 tahunnya Yayasan 98’ Peduli. Serta 27 tahun reformasi dengan bertepatan pada Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei serta Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei.

Penghargaan ini diserahkan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Diskusi Seri-1 ‘Pendidikan kerakyatan dalam pengentasan kemiskinan’ yang digelar pada Selasa, 20 Mei 2025 di Jakarta Selatan.

Baca juga: Yusril Klarifikasi soal Peristiwa 98 Bukan Pelanggaran HAM Berat

Ketua Yayasan '98 Peduli Detti Artsanti mengungkapkan, pemberian penghargaan kepada dua tokoh pembuat dokumentasi gerakan Mei 1998 ini dilakukan sebagai wujud penghargaan atas kerja dokumentasi yang tidak hanya menyimpan jejak sejarah, tetapi juga menjadi sumber belajar, pengingat, dan penggerak kesadaran sosial.

Baca juga: Layakkah Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional?

"Kegiatan ini sekaligus menjadi refleksi mendalam atas pentingnya menjaga ingatan kolektif bangsa sebagai bagian dari pendidikan sejarah bagi generasi muda," kata Detti, Selasa (20/5/2025).

Dia menambahkan, pemberian penghargaan ini diinisiasi sebagai wujud penghargaan atas kerja dokumentasi yang tidak hanya menyimpan jejak sejarah, tetapi juga menjadi sumber belajar, pengingat, dan penggerak kesadaran sosial.

Baca juga: 5 Letjen Jebolan Kopassus Bertugas di Mabes TNI, Nomor 2 Peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama

“Kami percaya bahwa sejarah yang didokumentasikan dengan jujur dan manusiawi adalah warisan berharga bagi bangsa ini. Karya-karya almarhum Bang Tino Saroengallo dan Firman Hidayatullah tidak hanya menyuarakan kebenaran, tetapi juga membangkitkan empati dan kesadaran publik. Itulah mengapa kami merasa penting untuk memberikan penghargaan ini," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Acara Mitha Layuk mengatakan, pemberian penghargaan kepada dua tokoh dokumenter Tragedi Mei 1998 digelar sengaja dilakukan bersamaan dengan memperingati Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) serta Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei).

“Bahwa pendidikan sejarah bukan hanya tugas akademik, tetapi juga tanggung jawab moral. Dokumentasi visual seperti film dan foto memiliki daya hidup yang kuat untuk menyampaikan sejarah kepada generasi muda dengan cara yang lebih membumi dan menggugah kesadaran. Inilah yang membuat kontribusi Alm. Bang Tino Saroengallo dan Firman Hidayatullah sangat penting dan layak dihargai," kata Mitha Layuk.

Mitha menyebut, pemberian penghargaan yang ini sebagai bagian dari mandat sosial untuk merawat ingatan, memperjuangkan nilai-nilai reformasi, serta memastikan bahwa semangat perjuangan 1998 tidak tergerus oleh lupa dan ketidakpedulian generasi masa kini.

"Inisiatif ini juga menjadi bentuk advokasi terhadap pentingnya literasi sejarah dalam membangun kesadaran kritis dan komitmen kebangsaan yang utuh," ucapnya.

Adapun dalam acara ini turut menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Abidin Fikri, Akademisi UNPAD Prof. Muradi, dan Ketua Komisioner KPAI Ai Maryati.

Sebagai informasi, almarhum Tino Saroengallo melalui karya film dokumenternya telah mengabadikan suara-suara korban dan jejak kekerasan dengan jujur dan mendalam. Sedangkan Firman Hidayatullah berhasil menangkap momen-momen penting dalam krisis 1998 melalui foto-foto yang kini menjadi referensi sejarah dan media pendidikan di berbagai ruang belajar.

Yayasan 98 Peduli percaya bahwa tanpa ingatan yang terawat, perjuangan masa lalu akan kehilangan maknanya, dan generasi muda kehilangan pijakan untuk melanjutkan perjuangan.

Karena itu, penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga ajakan kepada publik untuk terus menjaga semangat reformasi tetap hidup dengan pendidikan, dokumentasi, dan aksi sosial yang berkelanjutan.

Yayasan 98 Peduli juga menyadari bahwa di luar sana masih banyak kawan-kawan lain yang telah, sedang, dan terus melakukan kerja-kerja pendokumentasian serupa.

Untuk itu, Yayasan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada mereka semua para jurnalis, pembuat film, fotografer, aktivis, dan pengarsip yang dengan penuh dedikasi telah membantu menjaga nyala ingatan sejarah bangsa.

Sebagai bentuk komitmen, Yayasan 98 Peduli berharap dapat berperan dalam menyebarluaskan dokumentasi-dokumentasi tersebut kepada publik, sebagai bagian dari pendidikan sejarah dan advokasi sosial, agar generasi muda tidak tercerabut dari akar sejarahnya dan mampu melanjutkan perjuangan menuju keadilan sosial.

“Ingatan adalah fondasi perjuangan. Tanpa ingatan yang terawat, masa lalu akan mudah dilupakan, dan perjuangan menjadi kehilangan arah. Kami berharap dokumentasi yang ada tidak hanya berhenti sebagai arsip, tetapi menjadi bagian dari pendidikan publik yang membebaskan.”

Yayasan 98 Peduli adalah organisasi sosial dan kemanusiaan yang didirikan oleh para aktivis 1998. Salah satu fokus program kerja Yayasan adalah terkait dokumentasi sejarah, pendidikan publik, dan penguatan nilai-nilai reformasi untuk mewujudkan keadilan sosial di Indonesia.
(rca)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Usulan Reshuffle Kabinet...
Usulan Reshuffle Kabinet Mencuat di Sarasehan Aktivis Lintas Generasi
Peringati 26 Tahun Reformasi,...
Peringati 26 Tahun Reformasi, Aktivis Lintas Generasi: Kebijakan Prabowo Pro Rakyat
Masinton Minta Usulan...
Masinton Minta Usulan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto Dihentikan
Di Depan Aktivis 98,...
Di Depan Aktivis 98, Qodari Sebut Prabowo Aktor Demokrasi Politik
Saksikan Ajang Penghargaan...
Saksikan Ajang Penghargaan Tertinggi Inovasi Digital Kreatif di Digital Innovations Awards 2025