GAZA - Pemimpin
Hamas , Ismail Haniyeh meminta Presiden terpilih
Amerika Serikat (AS) , Joe Biden untuk menarik kembali apa yang disebut kesepakatan abad ini bentukan pemerintahan Donald Trump. Ini termasuk menarik pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Haniyeh mengatakan, pengakuan Yerusalem adalah bagian dari kesepakatan abad ini bikinan Trump. Oleh karena itu, Biden harus menarik kembali pengakuan itu dan memindahkan kembali Kedutaan Besar AS ke Tel Aviv. (
Baca juga: Mengenal Iman Jodeh, Wanita Muslim Amerika-Palestina Kedua di Kongres AS )
"Kesepakatan abad ini Trump mengacu pada Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tidak terbagi dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat," ucap Haniyeh dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (9/11/2020).
Dia kemudian mendesak Biden untuk mengoreksi jalan kebijakan AS yang tidak adil terhadap rakyat Palestina, yang menjadikan Washington sebagai mitra Israel dalam penindasan dan agresi.
"Menyerukan pemerintah AS yang baru untuk menghormati keinginan rakyat Palestina dan pilihan demokratis mereka, dan menahan diri dari kebijakan tekanan pada rakyat dan negara di kawasan itu untuk menormalkan hubungan dengan Israel," tukasnya.
Sebelumnya, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengucapkan selamat pada Biden. Dalam ucapan selamatnya, Abbasmengindikasikan akan membatalkan boikot terhadap AS, yang sudah berlangsung selama tiga tahun. (
Baca juga: Ucapkan Selamat pada Biden, Abbas Indikasikan Siap Kembali Kerjasama dengan AS )
Abbas telah mengakhiri semua urusan politik dengan pemerintahan Trump, setelah keputusan pemimpin AS tersebut pada tahun 2017 untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel ke kota itu.
"Saya mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Biden atas kemenangannya sebagai Presiden AS untuk periode mendatang. Saya berharap dapat bekerja dengan Presiden terpilih dan pemerintahannya untuk memperkuat hubungan Palestina-Amerika dan untuk mencapai kebebasan, kemerdekaan, keadilan, dan martabat bagi rakyat kami," ucap Abbas.
(esn)