WASHINGTON -
Amerika Serikat (AS) mengaku menyambut baik penghentian permusuhan antara Armenia dan Azerbaijan terkait konflik di
Nagorno-Karabakh . AS mengatakan gencatan senjata ini hanyalah awal dari proses damai yang sebenarnya.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan bahwa Washington menyerukan diakhirinya kekerasan dari awal permusuhan baru-baru ini dan mengutuk eskalasi militer yang mematikan antara kedua tetangga tersebut. (
Baca juga: Sistem Pertahanan Rudal Berbasis Laut AS Sukses Hancurkan ICBM )
"Mengakhiri pertempuran baru-baru ini hanyalah langkah pertama untuk mencapai penyelesaian damai yang dinegosiasikan dari konflik Nagorno-Karabakh," kata Pompeo, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (18-11-2020)
Dia kemudian mengumumkan bantuan kemanusiaan senilai USD 5 juta untuk mendukung operasi Komite Internasional Palang Merah dan mitra organisasi internasional, dan non-pemerintah lainnya untuk membantu orang-orang yang terkena dampak pertempuran di wilayah tersebut. (
Baca juga: Masih Terguncang, Pengungsi Etnis Armenia Kembali ke Nagorno-Karabakh )
Seperti diketahui, Armenia dan Azerbaijan, dengan ditengahi Rusia, kembali mencapai gencatan senjata pada tanggal 10 November lalu. Armenia, berdasarkan kesepakatan itu, setuju untuk menarik pasukan mereka dari Nagorno-Karabakh serta menyerahkan sejumlah wilayah ke Azerbaijan.
Berdasarkan perjanjian itu juga, Azerbaijan dan Armenia akan berhenti di posisi mereka saat ini dan bertukar tahanan, dan hampir 2.000 penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan ke Nagorno-Karabakh. Rusia telah mengirim lebih dari 1.100 penjaga perdamaian ke wilayah tersebut bersama dengan 1.168 peralatan militer dan pendukung.
(esn)