TEL AVIV - Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat (AS) , Mike Pompeo menyarankan Joe Biden untuk membawa AS bergabung kembali dalam kesepakatan nuklir
Iran . Pompeo mengatakan itu adalah bagian dari tekanan maksimum AS terhadap Iran.
Pompeo mengatakan, AS harus mempertahankan kampanye tekanan maksimum dan sanksi terhadap rezim Iran. Dia lalu mengatakan, keluar dari kesepakatan nuklir adalah bagian dari tekanan terhadap Iran, untuk membantu menciptakan Timur Tengah baru.
"Mengurangi tekanan itu adalah pilihan yang berbahaya, pasti akan melemahkan kemitraan baru untuk perdamaian di kawasan itu dan hanya memperkuat Iran," kata Pompeo, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (19/11/2020).
Pompeo juga mengatakan, dia berharap untuk melihat penyebaran disinformasi, laporan dan argumen yang mengatakan sanksi telah gagal. "Kita tidak boleh tertipu," ungkapnya, saat melakukan kunjungan ke Israel. (
Baca juga: Iran Mengaku Siap Kembali Terima AS Dalam Kesepakatan Nuklir )
"Proksi dan mitra teroris rezim meminta uang tunai, dan telah dipaksa untuk mengambil langkah-langkah penghematan, bahkan mencegah beberapa pejuang teroris," katanya dalam referensi tidak langsung ke Hizbullah dan milisi Iran lainnya di Irak, Yaman, dan Suriah.
Sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran atas dugaan pelanggaran HAM. Sanksi baru ini menargetkan Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi dijatuhi sanksi dan Bonyad Mostazafan, organisasi yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Alavi dituduh menggunakan portofolio kementeriannya untuk menindak para pengunjuk rasa selama protes berdarah pada November 2019. Sedangkan Bonyad Mostazafan dijadikan kedok oleh Khamenei untuk memberi "penghargaan" kepada sekutu-sekutunya.
Pompeo mengatakan bahwa sanksi ini bukanlah sanksi terakhir pemerintahan Donald Trump terhadap Iran. Dia menyebut akan ada sanksi baru dalam beberapa pekan ke depan. (
Baca juga: Dibalik Ribut Trump-Biden, Emak-emak di AS Ternyata Cuek Pilih Borong Perhiasan dari RI )
(esn)