SAN DIEGO - Pabrikan chip Qualcomm menegaskan pentingnya jaringan 5G terhadap ekonomi suatu negara. Bahkan, jaringan 5G dianggap sama pentingnya dengan membangun infrastruktur seperti jalan tol.
BACA JUGA: Wajib Tahu, Ini Fitur-Fitur Baru Qualcomm Snapdragon 888 5G Hal tersebut disampaikan oleh SVP dan GM, Mobile, Komputasi dan Infrastruktur Qualcomm Alex Katouzian dalam perhelatan Snapdragon Tech Summit Digital 2020 silam. Alex mengatakan, jaringan 5G selain menjadi kunci perkembangan digital ekonomi suatu negara, juga akan mentransformasi banyak sektor industri.
”Karena besarnya dampak ekonomi dari jaringan 5G ini, kami menghimbau pemerintah di berbagai negara agar jangan sampai ketinggalan,” ujar Alex.
Alex mengatakan, disaat jaringan 4G mendemokratisasi internet, maka 5G akan melahirkan ekonomi baru. ”Karena 5G akan membuat aplikassi bisa berjalan di cloud, di perangkat apapun,” ujarnya.
Perkembangan teknologi 5G juga disebut Alex sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya saja fixed wireless 5G yang menggunakan teknologi mmWave dengan jangkauan hingga 5 kilometer yang sangat ideal untuk rumah hingga perkantoran.
Alex Katouzian (tengah) saat berbincang dengan media di Snapdragon Tech Summit Digital 2020. ”Banyak negara yang sudah menganggap 5G sebagai infrastruktur penting. Perkembangan 5G di semua ekosistem luar biasa. Permintaan akan konektivitas 5G sangat tinggi. Ini adalah golden era telekomunikasi. Semua operator meningkatkan capex (belanja modal) mereka untuk 5G,” ujar Alex.
Diluar kegunaan komunikasi untuk konsumen (smartphone), Alex juga menyebut bahwa 5G akan berdampak pada perkembangan industri yang membutuhkan kecepatan tinggi (mission critical).
BACA JUGA: Mengenal Android Go, OS Ringan dan Paling Irit di Galaxy A01 Core Di Indonesia sendiri, perkembangan 5G sudah menunjukkan langkah positif. Seiring Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membuka seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 2.3 GHz pada rentang 2360 – 2390 MHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler.
Menurut Kominfo, lelang frekuensi 2,3 GHz bertujuan untuk mendukung transformasi digital di sektor ekonomi, sosial, dan pemerintahan. Termasuk juga mendorong akselerasi penggelaran infrastruktur TIK dengan teknologi generasi kelima (5G).
Seleksi dilaksanakan pada objek seleksi pita frekuensi radio 2,3 GHz yang terdiri atas tiga blok pita frekuensi radio.
(dan)