KAMPALA - Juru bicara pemerintah
Uganda menuduh
Amerika Serikat (AS) berusaha merusak hasil pemilihan presiden negara itu yang dilakukan pada pekan lalu setelah duta besarnya, Natalie E. Brown, berusaha mengunjungi pemimpin oposisi Bobi Wine. Wine saat ini tengah berstatus sebagai tahanan rumdah.
"Apa yang dia coba lakukan secara terang-terangan adalah mencampuri politik internal Uganda, terutama pemilihan umum, untuk merusak pemilu kami dan keinginan rakyat," kata juru bicara pemerintah Uganda Ofwono Opondo kepada
Reuters, Selasa (19/1/2021).
Diwartakan sebelumnya Dubes AS untuk Uganda, Natalie E. Brown, mencoba menemui Wine di kediamannya yang berada di pinggiran utara Ibu Kota. Namun personel keamanan Uganda menghalanginya. Peristiwa ini membuat misi diplomatik AS menyebut tahahan rumah terhadap Wine tanda mengkhawatirkan.
"Duta Besar AS, Natalie E. Brown, dilarang mengunjungi Kyagulanyi di kediamannya di pinggiran kota sebelah utara ibu kota," kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan pada Senin malam.
"Brown ingin memeriksa kesehatan dan keselamatan Wine," sambung misi diplomatik AS tersebut.
"Tindakan melanggar hukum ini dan penahanan rumah yang efektif terhadap seorang calon presiden melanjutkan tren mengkhawatirkan dalam jalannya demokrasi Uganda," kata Kedubes AS.
Baca juga: Demo Penangkapan Capres Uganda Tewaskan 37 Orang, Situasi Mirip Perang Wine, yang bernama asli Robert Kyagulanyi, telah menjalani tahanan rumah sejak Kamis lalu tak lama setelah memberikan suara dalam pemilihan presiden negara itu.
Calon Presiden petahana Yoweri Museveni (76), yang berkuasa sejak 1986, dinyatakan sebagai pemenang pemilu dengan 59% suara melawan 35% yang memilih Wine.
Baca juga: Calon Presiden Ditangkap, Bentrokan Dahsyat Pecah di Uganda (ber)