floating-Internal Taliban Diduga...
Internal Taliban Diduga Bertikai, Bos Mata-Mata Pakistan ke Kabul
Internal Taliban Diduga...
Internal Taliban Diduga Bertikai, Bos Mata-Mata Pakistan ke Kabul
Minggu, 05 September 2021 - 00:01 WIB
KABUL - Amerika Serikat (AS) meminta Taliban membentuk "pemerintah inklusif" di Afghanistan yang mewakili komunitas dan kepentingan yang berbeda.

Kekuatan utama dunia, termasuk AS, China, Rusia dan Uni Eropa (UE), berpandangan tidak perlu terburu-buru secara resmi mengakui Taliban.

“Kepala Badan Intelijen Antar-Layanan Pakistan (ISI) Letnan Jenderal Faiz Hameed pada Sabtu (4/9) melakukan kunjungan perdananya ke Kabul setelah pengambilalihan ibu kota Afghanistan oleh Taliban pada 15 Agustus,” papar laporan kantor berita lokal Khaama Press.

Baca juga: Taliban Klaim Benteng Oposisi Terakhir di Lembah Panjshir telah Dikuasai

Gambar Hameed dan delegasi Pakistan berinteraksi dengan Duta Besar Pakistan untuk Afghanistan Mansour Ahmad Khan di Hotel Serena Kabul dibagikan oleh Linsey Hilsum, jurnalis Inggris dari Channel 4.

Baca juga: Burqa Laris Manis di Afghanistan setelah Taliban Menang Perang

Hilsum mengutip Hameed yang mengatakan dia berada di Kabul "untuk bertemu" duta besar Pakistan karena dia menolak mengungkapkan apakah dia juga akan bertemu para pemimpin Taliban.

Baca juga: Pejuang Perlawanan Panjshir ‘Musnahkan’ 450 Pasukan Taliban

Kunjungan kepala ISI dilakukan saat terjadi diskusi di dalam Taliban mengenai pemerintahan baru Afghanistan.

Juru bicara Taliban Bilal Karimi seperti dikutip Radio Pakistan pada Sabtu menyatakan pemerintah baru akan segera diumumkan.

Namun, ada juga perbedaan yang dilaporkan antara salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar dan Anas Haqqani mengenai beberapa penunjukan penting dalam pemerintahan baru.

Anas adalah saudara kandung Sirajuddin Haqqani yang mengepalai Jaringan Haqqani dan merupakan wakil kepala Taliban.

Disebut sebagai kelompok teroris oleh AS, Jaringan Haqqani telah digambarkan sebagai divisi Taliban yang “paling siap tempur” dalam laporan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Juni 2021.

Laporan itu juga mencatat bahwa Jaringan Haqqani menentang negosiasi dengan AS di Doha.

Reuters mengutip setidaknya tiga sumber Taliban yang mengatakan Baradar, yang juga memimpin negosiasi Kesepakatan Doha dengan AS, telah dipilih memimpin pemerintahan baru.

Laporan di The New York Times pekan ini mengklaim pemerintahan baru Taliban akan meniru pemerintahan Iran, dengan kepala Taliban Haibatullah Akhundzada dianggap sebagai "otoritas tertinggi" mirip peran Ali Hosseini Khamenei di Iran.

Pengamat percaya kepala ISI bisa berada di Kabul untuk menyelesaikan perbedaan antara kedua faksi, mengingat pengaruh Islamabad atas gerakan Taliban.

Menurut laporan, konfrontasi kekerasan terjadi antara pendukung Baradar dan Haqqani di Kabul pada 3 September, ketika suara tembakan terdengar di ibu kota pada larut malam.

Tolo News melaporkan 17 orang tewas dan 41 luka-luka dalam baku tembak, yang terjadi di tengah laporan tak terverifikasi tentang Taliban yang merebut Panjshir, provinsi pegunungan yang sejauh ini gagal direbut kelompok itu.

Pasukan anti-Taliban di Panjshir dipimpin Wakil Presiden Pertama Afghanistan Amrullah Saleh. Dia mengklaim pasukannya telah memukul mundur para pejuang Taliban yang menyerang.

Ada juga klaim lain bahwa tembakan dimaksudkan untuk merayakan penunjukan Baradar sebagai kepala pemerintahan berikutnya.

Dalam wawancara dengan BBC pada 2 September, juru bicara Taliban Suhail Shaheen menolak laporan perpecahan internal kelompok itu. Dia mengatakan Jaringan Haqqani adalah bagian dari Taliban.
(sya)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
5 Fakta Ayesha Farooq,...
5 Fakta Ayesha Farooq, Pionir Pilot Tempur Wanita Pakistan yang Menembus Batas Gender
India dan Pakistan Saling...
India dan Pakistan Saling Usir Diplomat, Dituding Jadi Mata-mata
Profil Revolusioner...
Profil Revolusioner India Mahatma Gandhi: Pemberontak yang Tak Pernah Meneriakkan Perang
Pakistan Tembak Jatuh...
Pakistan Tembak Jatuh Jet Tempur Rafale India, Indonesia Tetap Beli 42 Unit Rp133,9 Triliun?
Ketika Pilot Pakistan...
Ketika Pilot Pakistan Tembak Jatuh Jet Rafale India: Perintah Bunuh dan Teriakan Allahu Akbar