floating-Berlakukan Lockdown,...
Berlakukan Lockdown, China Kesulitan Sediakan Makanan untuk 13 Juta Penduduk Xi'an
Berlakukan Lockdown,...
Berlakukan Lockdown, China Kesulitan Sediakan Makanan untuk 13 Juta Penduduk Xi'an
Rabu, 29 Desember 2021 - 23:15 WIB
BEIJING - Pejabat China mengakui bahwa mereka menghadapi tantangan untuk mendapatkan pasokan makanan yang cukup untuk penduduk di Xi'an yang berada dibawah penguncian atau lockdown .

Pengakuan itu muncul setelah penduduk kota itu mengeluh di media sosial bahwa mereka tidak memiliki cukup makanan dan meminta bantuan.

Sebanyak 13 juta penduduk Xi'an memasuki hari ketujuh mengurum diri mereka di rumah. Pejabat kesehatan telah menyerukan agar langkah-langkah diperkuat lebih lanjut ketika China memerangi lonjakan virus terburuk dalam beberapa bulan.

Beijing telah mengikuti strategi ketat "nol COVID " yang melibatkan pembatasan perbatasan yang ketat dan penguncian yang ditargetkan sejak virus Corona baru pertama kali muncul di pusat kota pada akhir 2019.

Tetapi para pejabat mengakui pada konferensi pers Rabu (29/12/2021) bahwa kehadiran staf yang rendah dan kesulitan dalam logistik serta distribusi telah menyebabkan kesulitan menyediakan pasokan penting karena negara itu menghadapi lonjakan infeksi.

Baca juga: COVID-19 Merebak di Xi'an, Puluhan Pejabat Partai Komunis China Dihukum

Sehari sebelumnya, banyak warga Xi'an meminta bantuan di media sosial untuk mendapatkan makanan dan kebutuhan lainnya. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa kompleks perumahannya tidak membiarkan mereka keluar meskipun telah kehabisan makanan.

Pejabat Xi'an Chen Jianfeng mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah daerah telah memobilisasi perusahaan untuk meningkatkan distribusi masyarakat, dengan kader mengawasi pasar grosir dan supermarket.

"Kami mencoba yang terbaik untuk membantu masalah jumlah staf, dan mengeluarkan izin untuk kendaraan yang menjamin pasokan kebutuhan," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia.

Namun ada juga yang masih kesulitan dengan perbekalan.

"Bagaimana kita hidup? Apa yang kita makan?" tulis seorang pengguna platform Weibo, sebuah media sosial yang mirip Twitter.

Baca juga: Covid-19 Mengganas Lagi, China Larang 13 Juta Penduduk Xian Keluar Rumah

"Beberapa hari yang lalu, kami bisa keluar sekali untuk membeli bahan makanan tetapi itu telah dibatalkan. Semua aplikasi bahan makanan online terjual habis atau di luar jangkauan pengiriman," tambah pengguna tersebut.

Kota itu meningkatkan tindakan pengurungan pada hari Senin, dengan banyak penduduk diberitahu untuk tidak meninggalkan rumah mereka kecuali untuk menjalani tes setelah sebelumnya diberitahu bahwa mereka dapat keluar setiap tiga hari sekali untuk membeli persediaan.

Pihak berwenang sebelumnya bersikeras bahwa pasokan tetap stabil karena mereka mempertahankan kontrol ketat pergerakan masuk dan keluar dari Xi'an.

Kota ini telah mencatat lebih dari 960 kasus virus domestik sejak 9 Desember.

Meskipun lonjakan infeksi di China rendah dibandingkan dengan kasus yang merajalela di Eropa dan Amerika Serikat, pejabat China memberlakukan apa yang mereka sebut pembatasan "terketat" di Xi'an.

Baca juga: Varian Omicron Merebak, Ribuan Penerbangan di Seluruh Dunia Dibatalkan

Media setempat melaporkan pihak berwenang juga telah menahan setidaknya tujuh orang di kota itu karena berusaha melewati karantina, mengganggu ketertiban, dan menyebarkan desas-desus.

Wabah itu terjadi saat Beijing bersiap menyambut ribuan pengunjung luar negeri untuk Olimpiade Musim Dingin pada Februari mendatang.
(ian)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Dua Pentolan BRICS Sepakat...
Dua Pentolan BRICS Sepakat Dukung Perdagangan Bebas di Tengah Tarif Trump
Jegal Dominasi China,...
Jegal Dominasi China, Segini Harta Karun Tanah Jarang Milik Negara Tetangga RI
AS Potong Tarif Barang-barang...
AS Potong Tarif Barang-barang Receh China dari 120% Jadi 54%
Jeda Perang Tarif AS-China,...
Jeda Perang Tarif AS-China, 3 Miliarder Dunia Ini Panen Untung Ratusan Triliun
Setelah AS-China Berdamai,...
Setelah AS-China Berdamai, Siapa yang Akan Jadi Korban Tarif Berikutnya?