NURSULTAN - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan negaranya telah melewati upaya kudeta yang dikoordinasikan oleh apa yang disebutnya "pusat tunggal" setelah kerusuhan paling kejam sejak runtuhnya Soviet.
Dalam pidatonya pada Senin (10/1/2022) di pertemuan online aliansi militer CSTO pimpinan Rusia melalui tautan video, Tokayev mengatakan ketertiban sekarang telah dipulihkan di Kazakhstan, tetapi perburuan "teroris" sedang berlangsung.
Dia mengungkapkan bahwa operasi "kontra-terorisme" skala besar akan segera berakhir, bersama dengan misi CSTO yang tampaknya berjumlah 2.030 tentara dan 250 perangkat keras militer.
Baca juga: Kazakhstan Kacau, Presiden Tokayev Pecat 2 Petinggi Intelijen atas Tuduhan Makar “Kazakhstan akan segera memberikan bukti kepada masyarakat internasional tentang apa yang telah terjadi,” ungkap dia.
Baca juga: Australia Beli Senjata Baru Rp36 Triliun, Termasuk 75 Tank M1A2 Abrams Dia mengatakan 16 anggota pasukan keamanan telah tewas, dan jumlah warga sipil yang tewas dalam kekerasan itu masih diperiksa.
Baca juga: Istri Sekop Salju setelah Kerja 12 Jam di RS, Politisi Ini Dilabrak Netizen Sebelumnya dilaporkan, Tokayev memecat dua pejabat tinggi intelijen pada Minggu (9/1/2022).
Pemecatan dilakukan di saat negara itu kacau balau akibat protes berdarah. Protes di seluruh negeri, yang dipicu kenaikan harga bahan bakar gas, telah berlangsung sepekan terakhir.
Pemerintah, seperti dikutip media Rusia, mengatakan 164 orang tewas, termasuk demonstran dan polisi. Lebih dari 6.000 orang telah ditangkap sejak protes berdarah pecah.
(sya)