NURSULTAN - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev percaya serangan terhadap negaranya bertujuan membentuk "zona kekacauan terkendali" dengan perebutan kekuasaan berikutnya.
“Militan asing dari Afghanistan dan Timur Tengah mengambil bagian dalam kerusuhan di Kazakhstan,” ungkap Presiden Kassym-Jomart Tokayev dalam pertemuan virtual dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel.
Presiden menambahkan dia tidak ragu bahwa kerusuhan di Kazakhstan adalah "serangan teroris."
Baca juga: Presiden Kazakhstan Klaim Negaranya telah Melewati Upaya Kudeta “Tindakan agresi yang terorganisir dan dipersiapkan dengan baik terhadap Kazakhstan dengan partisipasi pejuang asing terutama dari negara-negara Asia Tengah, termasuk Afghanistan. Ada juga pejuang dari Timur Tengah,” ujar dia.
Baca juga: Pakistan Seru Dunia Waspadai Ancaman Genosida pada Muslim di India “Idenya adalah untuk membentuk zona kekacauan terkendali di wilayah negara kita dengan perebutan kekuasaan berikutnya. Oleh karena itu, operasi anti-teroris diluncurkan di Kazakhstan," papar Tokayev.
Baca juga: Israel Ogah Terikat Kesepakatan Nuklir Iran Apapun, Pilih Bebas Beraksi Michel membagikan foto dirinya berbicara dengan Tokayev melalui tautan video.
“Penjaga perdamaian Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) akan tetap berada di Kazakhstan sampai situasi benar-benar stabil,” ungkap Tokayev.
"Pasukan penjaga perdamaian CSTO dikerahkan sesuai Pasal 2 dan 4 Perjanjian Keamanan Kolektif CSTO. Mereka akan tinggal di Kazakhstan sampai situasi benar-benar stabil," ungkap Tokayev.
“Kerusakan ekonomi di Kazakhstan setelah kerusuhan mungkin mencapai USD2-3 miliar, menurut perkiraan awal,” ujar Tokayev.
(sya)