floating-Jadi Panelis dalam WEF...
Jadi Panelis dalam WEF Davos, Menteri Bahlil Sebut Regulasi di Pasar Karbon Belum Adil
Jadi Panelis dalam WEF...
Jadi Panelis dalam WEF Davos, Menteri Bahlil Sebut Regulasi di Pasar Karbon Belum Adil
Selasa, 24 Mei 2022 - 15:51 WIB
JAKARTA - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahli Lahadalia mengatakan saat ini regulasi terkait investasi di pasar karbon belum cukup adil. Hal itu disampaikan saat menghadiri sesi panel dalam World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2022 bertajuk "Unlocking Carbon Markets" di Davos, (23/5/2022).

Baca Juga: Dukung Transisi Menuju Ekonomi Rendah Karbon, PLN Teratas di Asia Selatan dan Tenggara

Menurutnya, harga karbon yang bersumber dari negara maju jauh lebih baik dibandingkan dari negara berkembang, bahkan termasuk negara-negara yang memiliki sumber daya alam untuk menghasilkan karbon.

"Saya punya satu kekhawatiran, moderator. Ketika ini tidak mampu kita mediasi dan mitigasi secara baik, maka saya tidak menjamin rakyat sekitar hutan akan memelihara hutan. Dan negara berkembang belum punya cukup kapital untuk melakukan investasi hal ini," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (24/5/2022).

"Karena itu kita butuh kolaborasi yang baik. Kita ingin melahirkan produk yang hijau, tetapi kita juga ingin suatu kolaborasi yang saling menguntungkan dalam rangka investasi,” tambahnya.

Baca Juga: Perbankan Miliki Peran Penting dalam Transisi Ekonomi Rendah Karbon

Bahlil menjelaskan, bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat ini memiliki komitmen untuk memasuki era zero emission pada tahun 2060 mendatang, yang akan mulai dilakukan secara bertahap. Bahlil mengajak, para investor untuk datang ke Indonesia dan berinvestasi.

“Saya undang teman-teman yang melakukan investasi ini. Seluruh perizinannya kami urus dengan perhitungan yang win-win. Tidak boleh ada standar ganda menurut saya. Ketika ada satu upaya strategis standar ganda, di sini ada kegagalan kita semua. Dan harus fair, harus terbuka,” katanya.

Baca Juga: Pemerintah Tingkatkan Akses Listrik Rendah Karbon

Sambung Bahlil mengatakan, salah satu fokus pemerintah Indoenesia saat ini yaitu mewujudkan ekosistem industri hilirisasi dalam rangka mendorong investasi hijau di Indonesia, salah satunya ekosistem industri baterai listrik. Hal ini merupakan salah satu bentuk kontribusi pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dan membentuk tata kelola lingkungan yang baik.

Lebih lanjut, Dia menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah melakukan pengelolaan kebun sawit dengan memperhatikan rekomendasi dari global. Tidak lagi menebang dan saat ini sedang diberlakukan moratorium penebangan hutan untuk menjadi kebun sawit.

“Pada saat kita melarang ekspor sawit, dunia berteriak. Kita begitu baru menyetop sedikit ekspor batu bara dunia juga teriak. Jadi saya katakan gak boleh ada standarnya. Jadi kalo kita mau, ayo duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Seluruh dunia sudah merdeka, tidak bisa lagi ada menyatakan dia lebih hebat dari negara lain. Karena ini persoalan dunia,” pungkas Bahlil.

Sebagai informasi, WEF Annual Meeting merupakan pertemuan tahunan yang diadakan di Davos, Swiss dengan mengundang tokoh dunia dari berbagai negara dan beragam industri untuk berdiskusi bersama menetapkan inisiatif dalam penyelesaian isu-isu global. WEF 2022 ini merupakan yang pertama diselenggarakan kembali sejak pandemi COVID-19 dengan mengangkat tema "Working Together, Restoring Trust".
(akr)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Bahlil Ungkap Fakta...
Bahlil Ungkap Fakta Mundurnya LG di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Rp129 Triliun
Prabowo Panggil Bahlil...
Prabowo Panggil Bahlil hingga Airlangga ke Istana Bahas Hilirisasi Baterai Mobil
Lifting Migas RI Mandek,...
Lifting Migas RI Mandek, Bahlil Sebut Butuh Kebijakan Tak Lazim
Tepati Janji ke Muhammadiyah,...
Tepati Janji ke Muhammadiyah, Bahlil Bangun Asrama Madrasah Muallimin di Bantul
Bangun Asrama Mualimin,...
Bangun Asrama Mualimin, Bahlil: Muhammadiyah Ikut Bidani Lahirnya Partai Golkar