TEHERAN - Iran membantah bahwa pasukan Amerika Serikat (AS) telah menyita sebuah kapal yang membawa senjata Iran kepada pemberontak Houthi di Yaman. Teheran mengatakan, tuduhan itu bertujuan untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran.
"Bohong, tuduhan dan menyebarkan kebencian adalah elemen kunci kebijakan luar negeri Amerika, terutama dalam rezim saat ini. Pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo berasal dari pendekatan ini," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi.
(
Baca juga: Serangannya terhadap Kedubes Israel Digagalkan Mossad, Iran Frustrasi )
"Amerika berusaha memberikan alasan untuk melanjutkan tekanan maksimum mereka pada Iran, memajukan tujuan jahat mereka dan untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Kamis (9/7/2020).
Sebelumnya, Pompeo mengatakan bahwa pasukan "mitra" AS dan tak dikenal mencegat kapal tersebut di lepas pantai Yaman pada 28 Juni. "Iran tidak mematuhi embargo senjata AS yang akan berakhir dalam waktu kurang dari empat bulan sekarang," katanya.
Pompeo kemudian mengatakan, hal ini harus menjadi pertimbangan PBB untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran, yang akan berakhir pada bulan Oktober mendatang.
(
Baca juga: Pelaku Begal Menangis di Kaki Ibu, Korban Ternyata Kakak Angkat )
"Dewan Keamanan (DK) PBB harus memperpanjang embargo senjata terhadap Iran untuk mencegah konflik lebih lanjut di kawasan itu. Tidak ada orang serius yang bisa percaya Iran akan menggunakan senjata apa pun yang diterimanya untuk tujuan damai," ucapnya.
Senjata-senjata itu, katanya, termasuk 200 granat berpeluncur roket, lebih dari 1.700 senapan serbu, 21 rudal darat-ke-udara dan serangan darat, beberapa rudal anti-tank dan senjata serta rudal canggih lainnya.
(esn)