JAKARTA - Badan Pangan Nasional (
Bapanas ) memastikan akan terus melakukan upaya ekstra untuk melakukan stabilisasi pasokan dan
harga pangan jelang Nataru. Upaya itu dilakukan untuk menjaga terkendalinya inflasi bahan makanan hingga akhir 2022.
Baca juga: Bapanas Sebut Ada Oknum yang Bikin Harga Telur Tembus Rp30.200 per Kg Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami penurunan inflasi dari 7,19% (yoy) pada Oktober 2022 menjadi 5,7% (yoy) di November 2022. Menurunnya inflasi pangan bergejolak dipengaruhi oleh deflasi beberapa komoditas pangan seperti cabai merah dan cabai rawit, masing-masing 0,08% dan 0,03%.
“Terkendalinya inflasi ini perlu kita syukuri. Tentunya ini berkat kerja bersama seluruh stakeholder terkait dari pusat hingga daerah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan tetap terjaga,” ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya dikutip Senin (5/12/2022).
Arief menjelaskan, tren penurunan inflasi dari Oktober hingga November 2022 tidak terlepas dari upaya ekstra yang dilakukan bersama melalui sinergi dengan seluruh stakeholder terkait sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Ia mengatakan, ke depannya kerja sama dengan kementerian, lembaga, asosiasi, BUMN, dan BUMD di bidang pangan akan terus ditingkatkan.
Arief menuturkan kondisi saat ini harus tetap diwaspadai mengingat kenaikan permintaan bahan pangan jelang Nataru. Biasanya menjelang Nataru ada peningkatan bahan pangan yang berimbas pada harga.
“Karena itu bersama stakeholder terkait, extra effort pengendalian inflasi terus digencarkan,” tutur Arief.
Arief menyebut pihaknya terus mengupayakan stabilisasi harga komoditas beras yang mengalami kenaikan harga saat ini dengan menugaskan Perum Bulog untuk memasok beras di pasar. Sampai dengan Desember 2022, Bulog telah menyalurkan KPSH beras medium mencapai 1,05 juta ton dengan realisasi penyaluran terbesar di November 2022 mencapai 219 ribu ton.
Baca juga: Cerita Hendropriyono Traktir dan Pinjam Uang Bawahan karena Tak Banyak Bawa Dolar Dengan penyaluran tersebut, terbukti upaya kolaboratif mampu meredam peningkatan harga beras di tingkat konsumen. Meskipun harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, namun tren kenaikan tersebut mulai melandai. BPS mencatat andil inflasi beras bulan November 2022 sebesar 0,37% turun dari bulan sebelumnya (Oktober 2022) sebesar 1,13%.
(uka)