floating-Goldman Sachs Tidak...
Goldman Sachs Tidak Lagi Meramalkan Resesi Bakal Melanda Eropa di Tahun 2023
Goldman Sachs Tidak...
Goldman Sachs Tidak Lagi Meramalkan Resesi Bakal Melanda Eropa di Tahun 2023
Kamis, 12 Januari 2023 - 05:08 WIB
NEW YORK - Goldman Sachs memperkirakan ekonomi zona euro akan tumbuh 0,6% di tahun 2023, dibandingkan dengan prediksikontraksi sebelumnya. Membaiknya proyeksi ekonomi Eropa , berkat penurunan harga gas alam dan pembukaan kembali perbatasan China.

"Kami mempertahankan pandangan kami bahwa pertumbuhan kawasan Euro akan lemah selama beberapa bulan saat musim dingin, mengingat krisis energi yang terjadi. Tetapi tidak akan terjadi resesi secara teknis," kata ekonom Goldman Sachs yang dipimpin oleh Sven Jari Stehn dalam sebuah catatan seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Krisis Gas, Eropa Diyakini Sulit Terhindar dari Resesi

Bank Wall Street pada November 2022, sempat memperkirakan kontraksi 0,1% bakal terjadi di kawasan Eropa. Resesi teknis biasanya didefinisikan sebagai pertumbuhan negatif selama dua kuartalan berturut-turut dalam produk domestik bruto (PDB).

Inflasi zona euro diperkirakan sekitar 3,25% pada akhir 2023 dibandingkan dengan perkiraan 4,50% sebelumnya, kata para ekonom.

Pada bulan Desember, pertumbuhan harga konsumen di seluruh zona euro melambat menjadi 9,2% dari 10,1% sebulan sebelumnya, seperti diperlihatkan data Eurostat minggu lalu.

Inflasi inti untuk kawasan Eropa juga terlihat melambat menjadi 3,3% pada akhir tahun karena lonjakan harga barang mulai mereda. "Tetapi tekanan diperkirakan masih terjadi pada inflasi jasa karena meningkatnya biaya tenaga kerja," kata Goldman.

Baca Juga: Ingin Tahu Kenapa Eropa Masuk Jurang Resesi? Ini Sebabnya

Mengingat sifat inflasi yang "lengket", Goldman memperkirakan Bank Sentral Eropa akan tetap hawkish dan memberikan kenaikan 50 basis poin pada Februari dan Maret 2023 sebelum melambat menjadi 25 bps untuk level 3,25% di bulan Mei.

Sementara untuk ekonomi Inggris, Goldman melihat kontraksi yang lebih kecil yakni sebesar 0,7% dalam PDB, dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya yang menyusut sebesar 1%. Sentimen positif hadir, lantaran harga gas grosir yang lebih rendah.

Karena pasar tenaga kerja Inggris yang tetap ketat, bank AS memprediksi kenaikan suku bunga senilai 100 bps lagi oleh Bank of England.
(akr)
Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :
Inovasi Pemasaran Jasindo...
Inovasi Pemasaran Jasindo Berbuah BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2025
Tok! BI Rate Turun 25...
Tok! BI Rate Turun 25 BPS Jadi 5,50%
Alasan AS Sulit Kalahkan...
Alasan AS Sulit Kalahkan China Sebagai Penguasa Harta Karun Logam Tanah Jarang
Wacana Tuntutan 10 Persen...
Wacana Tuntutan 10 Persen Ojol Berisiko Matikan Denyut Ekonomi Digital
Ditopang Strategi Bisnis...
Ditopang Strategi Bisnis Adaptif, Laba Jasindo Melonjak 68% hingga April 2025