Menghadapi tekanan inflasi dan pergerakan kenaikan agresif dari suku bunga The Fed, Bank Indonesia (BI) juga turut menaikkan suku bunga acuan secara agresif.
Wall Street berakhir dengan kenaikan yang solid pada perdagangan Rabu (23/11/2022) waktu setempat, usai risalah pertemuan The Fed pada November menunjukkan kenaikan suku bunga mungkin akan segera melambat.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 16 dan 17 November 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps.
Sentimen yang mendongkrak pasar datang dari ekspektasi bahwa inflasi yang melandai di Oktober akan membuat The Fed mengurangi laju suku bunga agresifnya.
Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) menaikkan suku bunga terbesar sejak 1989 memperingatkan investor bahwa risiko resesi terpanjang Inggris di depan mata.
Wall Street berakhir melemah tajam pada perdagangan Rabu (2/11/2022) waktu setempat menyusul pernyataan Ketua Fed Jerome Powell yang menghancurkan optimisme.
Wall Street atau bursa saham AS ditutup melemah pada perdagangan Senin (31/10/2022) waktu setempat, dengan indeks utama menutup bulan kenaikan yang kuat dengan langkah yang lebih lemah.
Wall Street ditutup naik tajam pada perdagangan Selasa (25/10) waktu setempat. Ketiga indeks saham utama bursa saham Amerika Serikat (AS) naik untuk sesi ketiga berturut-turut.
Terkait dampak kenaikan suku bunga, analis menilai saham-saham sektor otomotif dan properti tidak begitu terpengaruh selama pertumbuhan ekonomi masih positif.
Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) hari ini (20/10/2022) menetapkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) naik sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%.
Dalam tiga hari terakhir jelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia (BI) pada siang hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cukup fluktuatif.