Indonesia menyimpan potensi besar beragam sumber daya energi di dalam Nusantara, salah satunya panas bumi. Dimana potensinya menempati urutan kedua terbesar di dunia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membuka lelang tiga wilayah kerja panas bumi (WKP) tahun ini dengan potensi kapasitas mencapai 246 MW.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang cerah. Potensi bisnis ini besar, karena Indonesia memiliki sumber daya melimpah.
Pemerintah menargetkan mergerBUMN sektor energi dapat terealisasi tahun ini. BUMN tersebut yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk,, PT PLN Gas & Geothermal, PT Geo Dipa Energi (Persero).
Menteri BUMN, Erick Thohir berbicara soal peluang konsolidasi atau merger antara PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, (PGE), PT PLN Gas & Geothermal, dan PT Geo Dipa Energi (Persero).
Pertamina ingin menjadi pemain kelas dunia untuk menghasilkan listrik hijau berbasis tenaga panas bumi dengan mengupayakan sejumlah pengembangan inovasi teknologi
Pertamina Geothermal bagian bagian dari Subholding Pertamina Power & New Renewable Energy mendorong pengembangan panas bumi menjadi katalis dekarbonisasi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan adanya penggabungan (merger) PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan Star Energy.
Dengan memiliki mitra yang potensial, tak hanya dukungan pembiayaan, pengembang panas bumi di dalam negeri juga dapat mengakses inovasi dan teknologi yang dibutuhkan.
Pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi dinilai perlu dioptimalkan untuk mewujudkan ketahanan sekaligus menjalankan transisi energi di dalam negeri.
Pemanfaatan energi panas bumi di dalam negeri terus didorong melalui pengembangan skema bisnis baru dan inovasi teknologi yang kompetitif dan terjangkau.
Dengan beleid terbaru mengenai tarif energi baru terbarukan ini, panas bumi khususnya di Pulau Jawa mendapatkan kesempatan lebih besar untuk bisa dikembangkan.
Panas bumi dinilai sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan (EBT) dinilai penting untuk mencapai target netralitas karbon (net zero emission/NZE).
Indonesia diyakini akan menjadi pusat industri panas bumi berskala dunia di masa depan. Ini tidak lepas dari besarnya potensi panas bumi yang dimiliki.
Salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam pengembangan panas bumi adalah polemik tarik ulur harga jual listrik yang dihasilkan oleh pengembang panas bumi dengan PT. PLN.
Dengan sumber daya melimpah dan harga yang terjangkau, energi panas bumi diyakini akan berperan penting bagi pencapaian target energi bersih dan dekarbonisasi Indonesia.