Selain untuk menghasilkan listrik, energi panas bumi atau geothermal juga bisa mengurangi emisi dan mengoptimalkan sumber daya energi natural domestik.
Tantangan pengembangan energi panas bumi di Indonesia saat ini adalah terbatasnya lembaga keuangan yang bersedia memberikan pinjaman dalam fase eksplorasi.
Dari sekitar 23,76 Gigawatt (GW) potensi panas bumi yang ada, pemanfaatannya saat ini baru sebesar 2,17 GW atau hanya 9,1% dari total potensi yang ada.
PGE sudah berpengalaman hampir 50 tahun dalam pengelolaan panas bumi. Apalagi, saat ini total kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE adalah 1.877 megawatt atau sekitar 88% dari total.
Pengembangan listrik panas bumi dapat menjadi salah satu instrumen untuk mengurangi kebutuhan devisa impor migas, sekaligus menambah pendapatan bagi pusat dan daerah.
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menargetkan Instalasi pembangkit Binary berkapasitas 1 x 500 kW Net ini siap dioperasikan pada Desember tahun ini.
Kementerian ESDM berinisiatif untuk mengambil risiko eksplorasi panas bumi sehingga biaya eksplorasi hanya dikeluarkan satu kali, tidak terbawa hingga 30 tahun.
Warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapai (PSM), Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), lari berhamburan saat kobaran api
Target dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) untuk penggunaan panas bumi adalah sebesar 3.109 MW di tahun 2020, sementara realisasinya baru mencapai 2.131 MW.
Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan, Holding Geothermal akan direalisasikan pada 2021. Holding tersebut merupakan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Geo Dipa Energi (Persero), dan PT PLN Geothermal.
Ada untung-ruginya Nusantara masuk dalam wilayah ring of fire dunia. Salah satu keuntungannya adalah potensi energi panas Bumi yang cukup besar, yakni 40% dari cadangan dunia.
Ada usulan 3 wilayah kerja panas bumi yang terdiri dari Limbong (12 MWe) di Luwu Utara, Sajau (6 MWe) di Bulungan, dan Banda Baru (9 MWe) di Seram, Maluku.
Guna meningkatkan partisipasi dan dukungan masyarakat dalam pelaksanaan pengembangan panas bumi, Pemerintah terus mengedukasi mengenai program pengembangan panas bumi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempersiapkan kegiatan evaluasi di 8 lapangan panas bumi dengan memperhitungkan potensi risiko dan mitigasi.
Bersama Ketua dan Anggota Komisi VII DPR RI, Direktur Jenderal EBTKE, F.X. Sutijastoto melaksanakan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Patuha
Direktorat Jenderal EBTKE bersama dengan Gereja Katolik Keuskupan Ruteng menandatangani Nota Kesepahaman tentang kerja sama yang insentif untuk penyelesaian komprehensif terhadap masalah-masalah sosial....
Energi panas bumi menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Pasalnya energi panas bumi menjadi salah satu dari tulang punggung suplai energi nasional di masa depan.