Wamendag Jerry Sambuaga mengapresiasi surplusnya neraca perdagangan dan menilai capaian itu cukup bagus di tengah lesunya perdagangan internasional akibat Covid-19.

Selama semester I 2020, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) defisit sebesar USD385 juta. Angka itu menurun signifikan dibanding semester I 2019 yang defisit sebesar USD1,475 miliar.

Selama Januari-Mei 2020, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD107,53 juta.

Pelan tapi pasti roda perekonomian nasional kembali berputar. Hal itu ditandai dengan pembukaan 80 pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Kapal laut membawa peti kemas siap bersandar di Dermaga Pelabuhan Pelindo 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (16/6/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Mei 2020 mencatatkan....

Secara kumulatif, selama Januari-April 2020, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD95,88 juta.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melaporkan neraca perdagangan April 2020 mengalami surplus, yaitu sebesar USD230,04 juta.

Neraca perdagangan Indonesia pada April 2020 mengalami defisit sebesar USD350 juta atau lebih dari Rp5 triliun (kurs Rp14.500)

Januari-April 2020, di tengah pandemi Covid-19, kita masih surplus USD2,25 miliar. Ini masih jauh lebih bagus dibanding Januari-April 2020 yang defisit USD2,3 miliar.

Secara kumulatif, nilai neraca perdagangan sektor perikanan Indonesia sejak Januari hingga Maret 2020 mencapai USD1,14 miliar. Jumlah ini meningkat 10,50% dibanding periode yang sama tahun 2019.

Di tengah wabah virus corona, neraca perdagangan Jatim, selama Januari-Maret 2020, surplus sebesar USD348,73 juta. Hal ini disumbang selisih perdagangan