BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan di level 6% yang diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 20-21 Februari 2024.
Bank Indonesia (BI) disarankan perlu menahan suku bunga acuan kembali di 6,00% pada Februari 2024. Saran ini diberikan atas dasar beberapa bahan pertimbangan.
Wall Street dibuka semringah pada perdagangan awal pekan, Senin (29/1/2024) waktu setempat, saat pelaku pasar menantikan keputusan suku bunga bank sentral AS atau The Fed.
Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa siklus kenaikan suku bunga kebijakan moneter negara maju, termasuk Fed Funds Rate (FFR), diperkirakan telah berakhir.
Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 16 dan 17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate atau suku bunga acuan di level 6%.
Gubernur Bank Sentral Inggris, Andrew Bailey memperingatkan, lonjakan tarif pengiriman yang dipicu oleh serangan Laut Merah bisa menimbulkan ancaman terhadap suku bunga.
KPPU Republik Indonesia telah memeriksa 21 perusahaan pinjaman online (pinjol). Pemeriksaan ini terkait dugaan ada kesepakatan dalam penetapan (kartel) suku bunga pinjol.
Wall Street melanjutkan tren kenaikan pada perdagangan, Selasa (26/12) waktu setempat. Sentimen positif pada pekan terakhir tahun 2023, datang dari ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas....
Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada tanggal 20 dan 21 Desember 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate atau suku bunga acuan di level 6%.
Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan tingkat suku bunga di level saat ini yaitu 6%. Di sisi lain, banyak yang memperkirakan suku bunga juga bisa turun.
Bank Indonesia (BI) diproyeksikan menurunkan suku bunganya setelah kebijakan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan.
Wall Street kembali berakhir menguat pada perdagangan, Kamis (14/12/2023) waktu setempat, dengan Dow Jones Industrial Average mencatat rekor penutupan tertinggi kedua secara berturut-turut.
Keputusan Bank Sentral AS atau The Fed untuk mempertahankan suku bunganya di level 5,25-5,50%, menurut ekonom perlu disambut dengan kegembiraan, khususnya bagi negara-negara berkembang.