Presiden AS, Donald Trump kembali melayangkan serangan terbarunya terhadap bank sentral AS alias the Fed, beberapa jam setelah suku bunga acuan tidak berubah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, bahwa Federal Reserve alias The Fed atau bank sentral AS hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali di tahun depan.
Data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat mencatat level indeks sebesar 315,493 untuk November 2024, meningkat 2,7% dari sebelumnya 2,6% pada bulan Oktober.
Negara-negara BRICS diperkirakan akan melanjutkan diskusi mereka tentang penciptaan mata uang yang berpotensi didukung emas sebagai alternatif dolar AS.
The fed dan Bank Indonesia diproyeksikan akan memangkas suku bunganya setiap bulan hingga akhir 2024. Diprediksi bakal ada pemotongan hingga 100 basis poin.
Investor mempertimbangkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut menyusul pemangkasan besar-besaran bank sentral awal minggu ini.
Memperhitungkan aset dan kewajiban, perbankan disebut tidak serta merta akan mengikuti langkah bank sentral menurunkan suku bunga acuan dengan memangkas suku bunga kredit.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi oleh Federal Reserve pada hari Rabu memangkas suku bunga 50 bps di kisaran 4,75-5,00 persen.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve akan memangkas suku bunga Fed Funds Rate (FFR) sebanyak 3 kali tahun 2024.
Dolar AS lebih kuat terhadap mata uang lainnya, karena investor fokus pada data inflasi utama dari ekonomi terbesar di dunia untuk mendapatkan petunjuk tentang suku bunga.
Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 11 poin atau 0,07 persen ke level Rp16.189 setelah sebelumnya di Rp16.200 per dolar AS.
OJK yakin bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga acuan pada tahun ini sebanyak dua sampai tiga kali.
Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (2/5/2024) waktu setempat, ketika investor mempertimbangkan sikap Federal Reserve alias the Fed yang cenderung dovish dari perkiraan.
Wall Street atau bursa saham Amerika berakhir melemah pada akhir perdagangan, Rabu (1/5/2024) waktu setempat. Selain itu dolar Amerika Serikat (USD) terpantau juga tertekan.
Bank sentral AS (Amerika Serikat) alias the Fed kembali mempertahankan suku bunga utama, sehingga tetap berada di kisaran level tertinggi dalam lebih dari dua dekade.